Fikri Senada : "Menjadikan Isu Mutasi Sebagai Motivasi

on Jumat, 26 Juli 2019

...merindukan sosok idaman yang mengayomi, MENJADIKAN ISU MUTASI SEBAGAI MOTIVASI, bukan momok yang meresahkan apalagi menakutkan bagi bawahan!!

PEMIMPIN YANG MERUNDUKAN KEPALANYA, seraya memikirkan langkah apa yg terbaik dan kepada siapa ia memberikan amanah dan tanggungjawab,'JIKA MUTASI ADALAH PILIHAN TERAKHIR YANG HARUS DIAMBIL' sehingga siapapun yg ia dilantik orang itu adalah bawahan sekaligus abdi rakyat, agar bsa secara profesional melaksanakan tupoksi nya dgn baik, tidak lalai, memiliki jiwa loyalitas kpd pekerjaan, dan melayani masyarakat dgn prima, bukan pribadi keluarga dekat, kolega dekat, ataupun kaum penjilat. Yang punya prinsip "ASAL BAPAK SENANG"

PRIBADI KALAU IA DITANYA, kenapa masih bungkam soal kapan mutasi pejabat eselon IV & III di lingkungan kepemimpinannya, atau ditanya kapan pelaksanaan mutasi itu..???

PRIBADI ITU MENJAWAB : ....saya hanya menjalankan amanah utk menempatkan abdi rakyat secara profesional dan proporsional serta memastikan jika pihaknya masih memproses rotasi dan promosi para pejabat tersebut. DAN SAYA TIDAK AKAN MELAKUKAN POLITISASI BIROKRASI SELAMA KEPEMIMPINAN SAYA! (dengan bahasa lembut tapi tegas ia sangat ingin isu mutasi bukanlah momok yang menakutkan)

KETIKA DITEMUI DI RUANG KERJANYA, pribadi ini degan keterbukaan dan transparan menjawab semua pertanyaan dari siapapun, bahkan ia dgn jujur mengaku sangat hati-hati dalam menempatkan para pejabat. KARENA IA INGIN PIHAK YANG TERKENA MUTASI, MENDAPATKAN JABATAN YANG SESUAI DENGAN KEAHLIANNYA, haram bagi saya menempatkan seseorang tdk pada ahlinya, apalagi ada pihak yg mencoba melakukan pendekatan dan lobi utk mempraktikan prilaku kotor yaitu JUAL BELI JABATAN dan KKN, kalau ada yg berani 'Silakan Langkahi Mayat Saya'

“Harus RIGHT MAN ON THE RIGHT JOB, jadi tidak bisa seenaknya memindahkan atau asal menempatkan seseorang pada jabatan yg diembannya,” jawab nya dgn bijak...

SOSOK YANG DIRINDUKAN ITU, ia tidak akan menggunakan hak prerogatifnya dalam menempatkan seseorang. Ia tetap memberikan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari berbagai pihak.

SEBAGAI PEMIMPIN, Ia ingin semua menjalankan fungsi dan wewenangnya dengan baik sesuai aturan baik sesuai PP dan aturan dari KASN “Misalnya, inspektorat mengatakan si A ini begini, sehingga tidak pas jika diberi jabatan anu, ya saya pertimbangkan. Begitu pula jika pihak kecamatan bilang si B ini kinerjanya kurang, itu pun jadi masukan saya,” ujarnya tegas, sambil memegang tanda jabatan di pundaknya, krn ia ingat sumpahnya.

SEBAGAI PRIBADI PEMIMPIN, ia tahu benar kapan ia menggunakan matanya utk benar2 melihat dan kapan menggunakan telinganya untuk mendengar keresahan-keresahan para pejabat bawahannya setingkat esselon IV & III, berkaitan dengan isu mutasi ini.

Terkait hal tersebut, SEBAGAI PEMIMPIN ia senantiasa mengimbau agar para ASN tetap bekerja dengan baik. “Saya juga dengar tuh, mereka resah dan ketakutan. Padahal kenapa harus resah apalagi takut, kan tugas mereka harus siap bekerja di mana saja dan ingat... saya terpilih sebagai pemimpin bukan untuk merusak tatanan yg ada, tapi saya diamanahkan rakyat utk berlaku jujur dan adil, tidak memaksakan kehendak saya secara pribadi dan tidak utk menyakiti mereka, karena mrk punya keluarga anak istri,” ungkapnya.

PEMIMPIN YANG BAIK, ia akan selalu menyampaikan soal kebijakan apa yg akan diambilnya, bahkan ia senantiasa menerima masukan dari bnyk pihak "MERENUNGKAN DAN MENGKAJINYA SECARA BIJAK" karena jika salah pilih pejabat, krn ketidakmampuannya dan bukan ahlinya akan berakibat fatal buruk kepada pelayanan masyarakat yg dipimpinnya.

Walau ia tahu 'MUTASI atau ROLING JABATAN' itu wajib dilakukan dan cukup krusial untuk segera dilaksanakan. Bisa jadi karena Mengingat kekosongan jabatan yang telah lama dibiarkan atau ada pejabat lama yg kurang ahli dibidangnya, jika mutasi tidak disegerakan akan berpengaruh pada kualitas pelayanan publik.

“Itu memang hal yang harus disegerakan. Sebab sekarang ini kan banyak plt, satu ASN mengisi dua hingga tiga jabatan. Jelas saja kualitas pelayanan publik jadi berkurang" SABAGAI PEMIMPIN IA HARUS MENCARI ALASAN YANG TEPAT DAN INSHA ALLAH TIDAK AKAN ADA PEJABAT YANG CURHAT KE WAKIL RAKYAT, melapor sampai ke pusat atau ke KASN, atau berkicau di media cetak atau media sosial karena tidak terima dirinya di non job kan....!!

MUNGKINKAH SOSOK IDAMAN ITU DATANG TANPA PAMBRIH, serta mengubur dalam2 motto "Tidak Ada Makan Siang Gratis"
Wallahu a'lam bish-shawabi...

SALAM SUKSES DAN TETAP SEMANGAT UNTUK PARA SAHABAT YANG BERSTATUS ASN...!!!
(Mr. F)

0 komentar:

Posting Komentar