DIRWAN MAHMUD : "Fikri Senada adalah Sang Pelopor"

on Senin, 18 Agustus 2014

Bersama Wan DIRWAN MAHMUD,
(Tokoh Besar karismatik di Bengkulu Selatan)

ada ide cemerlang yang kita coba bahas untuk menatap Bengkulu Selatan 5 tahun ke depan. LULUH LANTAHNYA daerah ini tidak bisa kita percayakan kepada mereka2 yang sudah pernah diberikan amanah, baik Bupati, Wakil Bupati ataupun Kepala Dinas,
"LIHATLAH BUMI BENGKULU SELATAN DARI "A" sampai "Z" SEMUA BERANTAKAN, KACAU BALAU dan DIAMBANG KEHANCURAN"

Siapa yang bertanggung jawab???
Maka jawabannya adalah "SEGEROMBOLAN MANUSIA YANG SELAMA INI DIBERI ANAMAH UNTUK MEMANGKU JABATAN MULAI YANG NOMOR 1 , NOMOR 2 dan SETERUSNYA"
Beliau berpesan "nakanda,kalian adalah tokoh2 muda dan Bengkulu Selatan butuh REVOLUSI, revolusi perangai dan carau serta kebiasaan dalam menentukan pilihan atau merebut kekuasaan, buatlah agenda penting untuk kitau lanjutka duduak besamau membicarakan tantangan ini dengan banyak tokoh masyarakat di Bkl Selatan"

secara pribadi, saya menerima pesan amanah itu InsyaAllah akan kitau agendakan PERTEMUAN BESAK itu!
Alhamdulillah, pertemuan setengah hari sampai sholat Jum'at berjamaah dengan adiak sanak di siwak Pagar Dewa, banyak mendengar cerita fakta baru tentang Bengkulu Selatan 4 tahun terakhir ini. Miris dan Sedih!!
"SALAM BENGKULU SELATAN SEJAHTERA"

FIKRI SENADA bersama WAN DIRWAN MAHMUD

Bersama Wan DIRWAN MAHMUD,
(Tokoh Besar karismatik di Bengkulu Selatan)

Banyak Cerita Fakta Baru 4 Tahun Terakhir ini yang Kami dapat, semoga jadi pengalaman dan pengajaran untuk KAMI GENERASI MUDA BENGKULU SELATAN berpikir dan bertindak ke depan!

"SALAM KOMANDO" saat salam komando saya berucap tegas "KITA HARUS BISA MEMBEDAKAN MANA KSATRIA dan MANA PENCURI KUDA"
dan, beliau menyebut diri saya "SANG PELOPOR" entah apa maksud dari kata2 wan Dirwan itu...!!


secuil refleksi sesaat mudik "KESEDIHAN ADIAK SANAK ITU MASIH ADA"

on Sabtu, 16 Agustus 2014

"MUDIK KE DUSUN LAMAN TERCINTA" Fenomena mudik yang telah berlangsung puluhan tahun ini juga menunjukkan bahwa hubungan emosional masyarakat dengan tempat kelahiran masih sangat kuat, tidak pernah terkikis oleh perjalanan waktu.

Tidak terkecuali kami sekeluarga juga wajib mudik setiap musim Idul Fitri tiba, keliling ke rumah sanak saudara mulai jak Siwak Kutau hingga ke dusun niniak di Pino Raya, Ulu Manna, Masat, padang Jawi Bungau Mas, Kayu Kunyit, Seginim dan palak Bengkerung hingga ke dusun ulu aik Lubuak Langkap. Ritual silaturahim yang wajib dilakukan saat musim lebaran Idul fitri tiba, nak beghanak cung becucung semua bergembira dan bersuka cita merayakan hari kemenangan ini, berpenampilan serbah baru, baju baru dan celana baru bahkan ada yang mobil baru. Sajian makanan khas tersaji lengkap, mulai gulai rendang, semur ayam, sate, gado-gado dan lotek pun menghiasi meja makan, lontong sayur nangka ala Bumi Bengkulu Selatan pun tersaji lengkap dengan kerupuk merah putihnya, idak an gelamai bahkan kue bay tat pun ada disemua rumah-rumah sanak family yang dengan suka cita menyambut dan merayakan Idul Fitri dengan gaya masing-masing. Tidak jarang musim lebaran dihiasi dengan musim buah yang menambah khazanah hari kemenangan ini, buah durian, buah duku, buah langsat, sampai dengan buah tupak dan sali ataupun buah kemang. Begitu kaya alam Bumi Bengkulu Selatan dengan semua kekayaan alam dan antusias masayarakatnya dalam menjaga indahnya hari lebaran.

"MASIH ADA YANG KURANG" Saling mengunjungi antar tetangga dan bahkan sanak saudara yang ada di desa-desa pinggiran pun tidak kalah serunya, tapi disela meriahnya kita merayakan hari raya Idul Fitri masih ada saja menyisahkan kesedihan bagi adiak sanak kitau di dusun laman ini, yang ada ANGGOTA KELUARGANYA TIDAK MAMPU MUDIK atau BELUM DIBERI KESEMPATAN UNTUK MUDIK kembali ke dusun laman Kota Manna Tercinta. Ada yang tidak mudik karena singkatnya waktu cuti, ada yang karena giliran mudik ke pihak keluarga (suami/istri) ada juga yang memang belum berkecukupan rejeki untuk sekedar mampu pulang kampung ke tanah kelahiran tercinta. Bahkan ada sebagian adiak sanak kitau yang merupakan PEKERJA TKI/TKW di negeri jiran tetangga yang juga belum bisa kembali pulang ke kampung halaman tercinta.

"EMPAT PULUH JUTA JIWA LEBIH PENDUDUK NEGERI INI HARUS MENCARI NAFKAH SEBAGAI TKI/TKW DI NEGERI ORANG LAIN"
Dari 4o juta jiwa lebih itu juga termasuk anak jemau kitau, sanak saudara kita yang berasal dari Bumi Bengkulu Selatan, dan begitu banyak mereka tidak mudik karena situasi dan kondisi yang beragam. Inilah kondisi Demensi Sosial sebagian adiak sanak kitau di dusun laman, saat kitau berkunjung ada sajau perasaan tidak lengkap karena gi adau adiang beghading yang endiak baliak karena mereka mengadu nasib di NEGERI TETANGGA UNTUK MENJADI TENAGA KERJA KONTRAK, karena sistem kontrak itulah menjadi alasan yang paling tepat disaat mereka tidak berada ditengah-tengah sanak saudara saat merayakan Idul Fitri berlangsung.

'JUTAAN TKI/TKW HARUS BERHARI RAYA DI NEGARA ORANG LAIN' Lebaran adalah hari berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Tapi ternyata tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan itu. Bagi sebagian dari mereka yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), kesempatan untuk mudik belum tentu bisa dilakukan seperti para pekerja yang berada di Indonesia. Mereka harus menunggu masa kontraknya selesai atau mendapatkan cuti dari tempat mereka bekerja.

'MUDIK LEBARAN ITU KENIKMATAN LUAR BIASA'
Bagi golongan berpendapatan tinggi, mungkin porsi yang mereka keluarkan untuk ritual mudik hanya sebagian kecil dari pendapatan mereka. Tetapi bagi yang hidupnya subsisten, pengeluaran tersebut pasti merupakan bagian yang cukup besar dari pendapatan mereka.
Memang, hidup tidak selamanya dapat dijelaskan oleh rasionalitas ekonomi. Hubungan emosional seringkali memiliki alasan yang lebih kuat, sehingga mengalahkan rasionalisme ekonomi. Mungkinkah beban hidup yang akhir-akhir ini makin berat menghimpit masyarakat kita mampu menyurutkan fenomena mudik dengan segala dinamikanya?

"KITA HARUS MENJAWAB SEMUA KELUH KESAH ADIAK SANAK" termasuk soal mereka yang harus jadi TKI/TKW di negeri seberang, belum tentu mereka berkecukupan disana, kadang kala mereka harus bertahan dengan kondisi yang serba memprihatinkan, jadi harapan kita BUMI BENGKULU SELATAN HARUS MAMPU MEMBERIKAN PELUANG LEBIH KEPADA PUTRA-PUTRI NYA UNTUK BERJUANG MENCARI SESUAP NASI LEBIH MUDAH DI TANAH KELAHIRANNYA SENDIRI, bagi saya program pengiriman TKI/TKW itu harus kita jadikan program yang ke 100 kalinya, kita harus memberikan peluang yang sama bagaimana meningkatkan geliat ekonomi kreatif rakyat agar kiranya anak-anak produktif Bengkulu Selatan bisa berkreasi tinggi di tanah kelahirannya sendiri tanpa harus jadi TKI/TKW ke luar negeri itu.

'TANTANGAN PEMERINTAH KE DEPAN' membuka peluang pasar dan kesempatan kerja di tanah kelahiran ini harus terus digali, pemerintah daerah jangan diam dan berpangku tangan untuk terus begerak, bekerja dan menggali potensi-potensi yang ada untuk sajian terbaik bagi putra putri Bumi Bengkulu Selatan kedepan, pengiriman TKI/TKW besar-besaran itu sama saja MENGUSIR GENERASI PRODUKTIF DAERAH INI AGAR JADI GEMBEL DI NEGERI JIRAN TETANGGA ITU, kita mau ada solusi untuk satu hal ini walau kita tahu garis tangan dan nasib lah yang bisa menghantarkan seseorang itu harus berdomisili dimana atau kerja mencari nafkah dimana.
salam Bengkulu Selatan sejahtera...!!

FIKRI SENADA : Dirgahayu Negeriku Ke - 69

Menuju Kemerdekaan Bengkulu Selatan Yang Sesungguhnya


DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 69

Dirgahayu Negeriku....
menuju Bengkulu Selatan MERDEKA Yang Sesungguhnya..:
Merdeka itu....,
Endiak bediau agi jalan belubang!
Merdeka itu....,
Endiak bediau agi antrian minyak berkilo-kilo meter!
Merdeka itu...,
Endiak bediau agi, listrik mati luak minum ubat!
Merdeka itu...,
Endiak bediau agi, JUAL BELI JABATAN dan FORMASI CPNS!
Merdeka itu...,
Endiak bediau agi, MUTASI ala Naga bonar!
dan, merdeka itu...,
ENDIAK BEDIAU AGI PEMIMPIN BECEKIL MANJANG...!!


RINDU MUDIK : "rindu kembali ke asal usul"

on Jumat, 11 Juli 2014

Pepatah Niniak dulu mengatakan: "Sejauh-jauh burung terbang, akhirnya akan kembali ke sarangnya".
Hal ini terasakan sekali pada saat menjelang hari raya Idu Fitri (Lebaran), dimana banyak sekali orang kejangkitan penyakit "Rindu Mudik". Rindu Mudik ini bukan hanya dirasakan oleh umat Muslim saja melainkan oleh hampir semua orang Indonesia yang berada dirantau, entah ia berada di New York, Amsterdam, Hongkong maupun di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, tidak terkecuali kami di Kota Medan Sumut. Rasa rindu yang dirasakan oleh mereka yang tinggal di Hong Kong maupun di Jakarta ataupun kami di Kota Medan sama saja yang beda hanya jaraknya saja.

Pada saat kita rindu mudik, kita teringat akan kampung halaman dan orang-orang yang kita kasihi, hal ini membuat kita jadi sedih dan sakit. Kita teringat akan kampung halaman, orang tua, masa-masa yang indah diwaktu kecil. Pada saat kita masih kecil, mungkin kita harus hidup dengan segala keterbatasan, tetapi kalau bagi saya masa tersebut adalah masa yang paling indah di dalam kehidupan saya. Ingatan saya ketika masa tersebut adalah: "Woouooo…w…..fantastic. it"s wonderfull, if we wanna to remember our childhood !"

Mungkin anda masih ingat ketika masa sekolah di sekolah SD, SMP, nonton layar tancap, mancing ikan, bermain di sawah nenek, bermain diwaktu hujan turun. Memang kalau dibandingkan dengan permainan anak-anak jaman sekarang, ini tidak ada apa-apanya, tetapi bagi saya ini masa tersebut mempunyai nilai yang sangat indah dan tak terlupakan.

Kata Mudik diserap dari kata "UDIK" yang berarti desa atau jauh dari kota alias di udik. Mudik berarti kembali ke udik, ke asal usul kita oleh sebab itu entah anda tinggal dirumah mewah yang bernilai ratusan milyar Rp ataupun bermukim di Amsterdam ataupun Hollywood sekalipun, ini tidak akan bisa menggantikan suasana seperti rumah di kampung halaman sendiri, walaupun itu di udik sekalipun juga. Jadi tepatlah pada saat kita sedang rindu mudik, kampung halaman itu bagi kita sama seperti juga "surga". Pada saat tersebut saya merasa iri terhadap mereka yang bisa pulang mudik ke kampung halamannya.

Mungkin anda bisa merasakan kehidupan yang jauh lebih nyaman dan lebih berlimpah ruah di tanah orang, tetapi materi tidak akan bisa menggantikan maupun mengisi kekosongan maupun kesepian diri dan batin kita. Semakin lama anda berada ditanah orang semakin terasakan kekosongan jiwa kita, sama seperti juga HP yang kehabisan battere.

Pada saat kita mudik, kita bisa nge-charge kembali batin dan kekosongan jiwa kita. Kita bisa mendapatkan kembali siraman-siraman rasa kasih dari orang-orang disekitar kita untuk mengembalikan kembali kegersangan, kekosongan maupun kesepian hidup kita dirantau. Sama seperti juga pada saat mengisi battere; ini tidak harus berbulan-bulan walaupun hanya seminggu atau beberapa hari sekalipun juga, hal ini sudah dapat mengembalikan kembali keseimbangan jiwa kita.

Entah anda ini seorang pejabat tinggi, direktur maupun pengusaha, ketika dirantau anda tetap saja Mr Nobody atau sekedar nomor saja, tetapi dikampung halaman sendiri kita dapat menghayati kembali makna kedudukan sebagai adik, paman, keponakan, saudara ataupun anak.
Disitu kita dapat merasakan kembali kasih sayang tanpa pamrih, kasih sayang yang tulen bukan hanya sekedar basa-basi.
"Dengan tinggal beberapa saat saja di desa, kita dapat menyadari kembali makna sosial dari seorang tetangga, sahabat ataupun saudara, jadi bukan hanya sekedar sebagai orang lain yang tinggal di seberang rumah atau di samping meja kerjanya seperti yang dihayati di kota. Di kampung halaman kita bisa mendapatkan kembali harkat dan nilai kemanusiaan kita lagi".

Para perantau yang mengadu nasib di kota-kota maupun di luar negeri pada hari Lebaran dapat bertemu dengan sanak saudara, keluarga, serta kerabat di tempat kelahirannya. Rasa haru mewarnai ajang tali silaturahmi, karena mereka selama satu tahun atau lebih berpisah kini dapat berkumpul, bercengkerama, bersendau gurau, serta melepas rindu antar saudara dan kerabat. Dari silaturahmi ini, timbullah rasa kebersamaan, kekeluargaan persatuan dan kesatuan, sehingga dapat merasakan kembali hidup dalam kerukunan, atau rukun dalam kehidupan. Pada saat mudik; kita bisa menjaga silaturahim dengan kerabat di kampung halaman atau lebih jauh lagi kita bakal tetap ingat kepada asal-muasal kita.

Bagi mereka yang tidak begitu bahagia sehingga tidak bisa mudik, anda masih tetap bisa bersilaturahmi melalui surat, chatting, email, video maupun telepon, sebab kata arti sebenarnya dari silahturahmi adalah mendekatkan hubungan kekeluargaan dari segi aspek psikologis atau rohani saja, tanpa kehadiran jasmani atau fisik. Beda silatu-`rahim" sebab kata tersebut mengandung makna lebih dalam. Kata rahim berarti menyertakan jasmani dan rohani. 

"BALIAK BETUNGGAL MEMBANGUN DUSUN" sampai jumpa di tanah kelahiran Bumi Sekundang Setungguan "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 Syawal 1435 H" Mohon Maaf Lahir dan Bathin

(Dari Kami FIKRI SENADA M,ST dan keluarga)

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN BUMI BENGKULU SELATAN

on Minggu, 29 Juni 2014


JADWAL IMSAKIAH BENGKULU SELATAN

"JADWAL IMSAKIAH BENGKULU SELATAN"
Bagi adiak sanak yang lum dapat jadwal Imsakiah untuk wilayah Dusun kitau Bengkulu Selatan dan sekitarnya, maka dengan senang hati kami berbagi jadwal imsakiah ini..
Silakan utk dishare dan dicopy serta diprint, semoga bermanfaat dan puasa kita sempurna sampai lah tiba hari kemenangan itu....amiiin!!
"Salam Jemau Kitau SATU"

IKASUMA BENGKULU SELATAN

on Jumat, 13 Juni 2014

"IKATAN ALUMNI SMA NEGERI 5 MANNA (IKASUMA) BENGKULU SELATAN"
Saatnya Suara Alumni SMA N 5 Manna BS Berpengaruh...!!

Ikatan Alumni SMA N 5 Manna Bengkulu Selatan

"IKATAN ALUMNI SMA NEGERI 5 MANNA (IKASUMA) BENGKULU SELATAN"
Saatnya Suara Alumni SMA N 5 Manna BS Berpengaruh...!!

Blusukan Ala Grup Jemau Kitau

mu melangkah SESENAI...,
kalu telabuah atau tepeghicul, lemak di apau... (guman niniak dulu)
DENGAN SADAR ATAS KEKURANGAN itu kami yakin terus melangkah utk berbenah dan berubah, untukmu dusun lamanku....!! bismillah..

Catatan Kecil

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semoga segala kebaikan tercurah kepada yang membacanya (Aamiin)


Kembali aku berpijak disini.  Membunuh setiap detik berharga demi satu perjalanan menembus zona waktu yang mengikis cepat masa. 

Ya Allah, aku berada di pulau yaitu di provinsi sumut tempat para Penyiar Agama Allah Pertama Kali Di Nusantara, menyebarkan syariat mulia dari seseorang yang namanya terpatri paling atas "100 orang yang paling berpengaruh di dunia" dalam suatu buku tebal biru koleksi LRC (Learning Resources Center) milik SMAku dulu.

Aku kini terpaku menatap layar laptop dihadapanku, di kota medan sumut tempat para pejuang-pejuang tanah melayu deli dari segala kalangan mengukir abadi sejarah pertahanan mereka saat pulau sumatera menjadi hamparan lahan perkebunan kolonial belanda, sekitar ratusan tahun sebelum akhirnya ragaku terlepas dari fase alam rahim seorang wanita luar biasa yang Kau jadikan salah satu bagian penting dalam setiap fraksi masa kecilku, hingga saat ini.

Ya Allah, aku disini,.. Medan Sumut. satu dari sekian tempat di dunia yang sempat kusebut dalam untaian asa yang mengawang tinggi menembus cakrawala.

Alhamdulillah, Engkau jemput asaku dalam setiap doa yang mengalir di setiap sujud terakhir sepertiga malam-Mu. Destinasi yang selaras dengan kata polos namun suci harapan yang terucap, delapan belas tahun yang lalu.

Delapan belas tahun berlalu...

Tahun terakhir masa sekolah menengah atas di sudut kota kecil di Provinsi Bengkulu, Padang Kapuk Manna. Megah berdiri di lereng gunung tigau sebelah tebat kacil, tempat kubangan kebau atau kaput (babi hutan). Dulu sering sekali aku para petani menggiring kerbau dan melihat babi hutan mandi kubangan di seblah sekolahku.





 Disana aku menjadi pemimpi. Tak mengenal batas realistis. Bahkan hal-hal konyol yang tidak akan kubahas disini juga menjadi salah satu elemen mimpi besarku.
Aku sering bergelut dalam dimensi khayalanku. Not only me, but also them. Teman-temanku juga masing-masing menggantung mimpi besar mereka disini. Mimpi yang serupa akan menjadi mimpi kita bersama. Hal-hal yang tertulis dalam kesan pesan buku tahunan SMAku. Sedikit geli jika mengingatnya kembali.

Aku merindukan tempat ini, sungguh...

Ya Allah
Se-'aneh' apapun asa yang menggantung disela embun pagi menggantung di pucuk-pucuk daun pohon mangga yang sering kutemui disana, harapan itu masih suci, tulus, tanpa tendensi yang seringkali justru mengalun pahit penuh dusta. Dia selalu indah, menembus sekat realistis paling ujung sekalipun, melintasi samudra kemustahilan paling jelas sekaligus, lantas saat terjatuh, jatuhnya bagaikan si pengembala kerbau dengan ketabahan kerbau memberi hasil yang baik

Asa itu terpatri disini, Ya Allah. Engkau jemput yang terbaik, termasuk memautku di kota kenangan ini.

Ia menggumpal besar, kemudian terpecah, diversi ke segala arah. Satu fraksi berharap-harap cemas merealisasikan masa depanku. Yang lainnya mengisi ruang 'imajinasi' dalam jiwa kesederhanaan-indah yang fana, namun abadi menjadi katalis sendi penggerak pacuan penyemangatku untuk bisa berada di kota ini. Sederhana tapi mengagumkan.

When i don't expect it as much as i want before. It starts fading, and i don't really care 'bout it for several years. It just like my old dreams come true.

Masih sanggupkah aku menggantung asa 'sehebat' dulu di kota impian ini, Ya Allah? Engkau hampir selalu menakdirkan asaku berpaut di tempat ini, hingga sekarang. Membiarkannya menggumpal dan berdiversi ke segala arah. Kadang tersangkut pada hal-hal tak terduga, membuatnya seringkali memacu perilaku paradoks tak terkendali dalam diriku.

Masih bisakah aku 'mendarat sempurna' saat aku harus terjatuh? 

Ya Allah, Sesungguhnya hamba berserah pada-Mu dari segala sesuatu diluar pengendalian hamba. 


PRIBADI JEMAU KITAU APAU ADAU WAU

on Kamis, 22 Mei 2014

"MENJADI PRIBADI JEMAU KITAU APAU ADAU WAU"
Tanpa kitau sadari hidup ini luak melewati jalanan yang penuh dengan berbagai rintangan menghadang. Sebagian jemau terlena dan jatuh dalam kubangan rintangan hidup. Beban kehidupan yang berat alasannya. Padahal bukanlah itu salah satu penyebab-pau. Penyebab-pau adalah ketidakmampuan untuk jujur dan berterus terang dan bersikap apa adanya "APAU ADAU WAU". Berterus terang kepada siapa? Kepada diri sendiri, orang lain dan kepada ALLAH SWT Tuhan semesta alam.

Bersikaplah apa adanya. Ikuti suara hati dan jujur dan berterus terang kepada diri sendiri. Ketika kitau menemukan kesulitan hidup, janganlah menolak apa yang dibisikan oleh suara hati kitau. Saya yakin suara hati anda berbunyi "ayolah cari cara, tanyakan kepada orang lain". Namun karena sikap kitau yang endiak jujur dan tidak mau jujur kepada diri sendiri, kitau lebih memilih berpura-pura bisa daripada takut di bilang bodoh karena harus bertanya dan belajar pada orang lain.
Bersikap apa adanya bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga orang lain. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semua manusia pasti membutuhkan orang lain untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Tidak mungkinlah manusia melakukan segala keinginannya seorang diri. Untuk itu kita harus bisa menjaga hubungan baik dengan setiap orang.

"Persahabatan ada karena sebuah keakraban, sedangkan keakraban muncul ketika ada sikap saling menerima satu sama lain, dan hanya dengan jujur dan bersikap terus teranglah kita akan bisa menerima satu sama lain"
salam sahabat jemau kitau APAU ADAU WAU...!!

FIKRI SENADA "Dalam Sebah Sujud dan Untaian Doa"

on Sabtu, 17 Mei 2014

....Ya Rabb berikan aku kekuatan berikan aku kesungguhan bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja.
....aku tau Engkau tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar. Tapi aku tau bahwa Engkau selalu memberi pelangi disetiap badai itu berlalu...!!
"SALAM JEMAU KITAU SATU"

FIKRI SENADA : "Peduli Sepak Bola"

“Kami mengapresiasi laga sepakbola yang diadakan para pemuda. Semoga ini dapat melahirkan jiwa sportivitas yang tinggi. Saya juga bahagia bahwa peserta turnamen sepakbola ini tidak ada yang merokok dan mengkonsumsi narkoba,” sambut Fikri.

  Fikrimengajak pemuda terus meningkatkan semangat berolahraga, karena dapat menghindarkan dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat, dan mengajarkan sportivitas tinggi dan bertanggungjawab.  Beliau mengajak melalui liga tingkat perkampungan ini dapat memacu perkembangan persepakbolaan kampung Halaman untuk lebih maju.

“Mungkin liga-liga kampung seperti yang dilakukan ini akan mampu melahirkan pemain-pemain sepakbola kelas provinsi atau nasional. Kita tahu bahwa Bengkulu ini masih kurang atau belum banyak melahirkan pemain-pemain berkelas nasional,” semangat Fikri

"SALAM JEMAU KITAU SATU"


GRUP JEMAU KITAU "Peduli Sepak Bola"

...bukan kalian yang harus berterimakasih, tapi saya!!
DEMI prestasi generasi masa depan, pemerintah sudah seharusnya menyediakan berbagai fasilitas olahraga bagi mereka. Jika mereka disediakan fasilitas olahraga yang lengkap, maka generasi muda akan terhindar dari kegiatan negatif. Seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan Narkoba, balap liar dan bolos sekolah bahkan NONGKRONG DI LAPO TUAK...!!
saya yang akan berterimakasih, karena kalian dan kita semua harus menajdi ASET BANGSA dan DAERAH ini, tidak ada pilihan kecuali harus terus bersama kalian wahai ading2ku....!!
Terimaksih utk kebersamaan ini..! SALAM JEMAU KITAU SATU.....