DIRWAN MAHMUD : "Fikri Senada adalah Sang Pelopor"

on Senin, 18 Agustus 2014

Bersama Wan DIRWAN MAHMUD,
(Tokoh Besar karismatik di Bengkulu Selatan)

ada ide cemerlang yang kita coba bahas untuk menatap Bengkulu Selatan 5 tahun ke depan. LULUH LANTAHNYA daerah ini tidak bisa kita percayakan kepada mereka2 yang sudah pernah diberikan amanah, baik Bupati, Wakil Bupati ataupun Kepala Dinas,
"LIHATLAH BUMI BENGKULU SELATAN DARI "A" sampai "Z" SEMUA BERANTAKAN, KACAU BALAU dan DIAMBANG KEHANCURAN"

Siapa yang bertanggung jawab???
Maka jawabannya adalah "SEGEROMBOLAN MANUSIA YANG SELAMA INI DIBERI ANAMAH UNTUK MEMANGKU JABATAN MULAI YANG NOMOR 1 , NOMOR 2 dan SETERUSNYA"
Beliau berpesan "nakanda,kalian adalah tokoh2 muda dan Bengkulu Selatan butuh REVOLUSI, revolusi perangai dan carau serta kebiasaan dalam menentukan pilihan atau merebut kekuasaan, buatlah agenda penting untuk kitau lanjutka duduak besamau membicarakan tantangan ini dengan banyak tokoh masyarakat di Bkl Selatan"

secara pribadi, saya menerima pesan amanah itu InsyaAllah akan kitau agendakan PERTEMUAN BESAK itu!
Alhamdulillah, pertemuan setengah hari sampai sholat Jum'at berjamaah dengan adiak sanak di siwak Pagar Dewa, banyak mendengar cerita fakta baru tentang Bengkulu Selatan 4 tahun terakhir ini. Miris dan Sedih!!
"SALAM BENGKULU SELATAN SEJAHTERA"

FIKRI SENADA bersama WAN DIRWAN MAHMUD

Bersama Wan DIRWAN MAHMUD,
(Tokoh Besar karismatik di Bengkulu Selatan)

Banyak Cerita Fakta Baru 4 Tahun Terakhir ini yang Kami dapat, semoga jadi pengalaman dan pengajaran untuk KAMI GENERASI MUDA BENGKULU SELATAN berpikir dan bertindak ke depan!

"SALAM KOMANDO" saat salam komando saya berucap tegas "KITA HARUS BISA MEMBEDAKAN MANA KSATRIA dan MANA PENCURI KUDA"
dan, beliau menyebut diri saya "SANG PELOPOR" entah apa maksud dari kata2 wan Dirwan itu...!!


secuil refleksi sesaat mudik "KESEDIHAN ADIAK SANAK ITU MASIH ADA"

on Sabtu, 16 Agustus 2014

"MUDIK KE DUSUN LAMAN TERCINTA" Fenomena mudik yang telah berlangsung puluhan tahun ini juga menunjukkan bahwa hubungan emosional masyarakat dengan tempat kelahiran masih sangat kuat, tidak pernah terkikis oleh perjalanan waktu.

Tidak terkecuali kami sekeluarga juga wajib mudik setiap musim Idul Fitri tiba, keliling ke rumah sanak saudara mulai jak Siwak Kutau hingga ke dusun niniak di Pino Raya, Ulu Manna, Masat, padang Jawi Bungau Mas, Kayu Kunyit, Seginim dan palak Bengkerung hingga ke dusun ulu aik Lubuak Langkap. Ritual silaturahim yang wajib dilakukan saat musim lebaran Idul fitri tiba, nak beghanak cung becucung semua bergembira dan bersuka cita merayakan hari kemenangan ini, berpenampilan serbah baru, baju baru dan celana baru bahkan ada yang mobil baru. Sajian makanan khas tersaji lengkap, mulai gulai rendang, semur ayam, sate, gado-gado dan lotek pun menghiasi meja makan, lontong sayur nangka ala Bumi Bengkulu Selatan pun tersaji lengkap dengan kerupuk merah putihnya, idak an gelamai bahkan kue bay tat pun ada disemua rumah-rumah sanak family yang dengan suka cita menyambut dan merayakan Idul Fitri dengan gaya masing-masing. Tidak jarang musim lebaran dihiasi dengan musim buah yang menambah khazanah hari kemenangan ini, buah durian, buah duku, buah langsat, sampai dengan buah tupak dan sali ataupun buah kemang. Begitu kaya alam Bumi Bengkulu Selatan dengan semua kekayaan alam dan antusias masayarakatnya dalam menjaga indahnya hari lebaran.

"MASIH ADA YANG KURANG" Saling mengunjungi antar tetangga dan bahkan sanak saudara yang ada di desa-desa pinggiran pun tidak kalah serunya, tapi disela meriahnya kita merayakan hari raya Idul Fitri masih ada saja menyisahkan kesedihan bagi adiak sanak kitau di dusun laman ini, yang ada ANGGOTA KELUARGANYA TIDAK MAMPU MUDIK atau BELUM DIBERI KESEMPATAN UNTUK MUDIK kembali ke dusun laman Kota Manna Tercinta. Ada yang tidak mudik karena singkatnya waktu cuti, ada yang karena giliran mudik ke pihak keluarga (suami/istri) ada juga yang memang belum berkecukupan rejeki untuk sekedar mampu pulang kampung ke tanah kelahiran tercinta. Bahkan ada sebagian adiak sanak kitau yang merupakan PEKERJA TKI/TKW di negeri jiran tetangga yang juga belum bisa kembali pulang ke kampung halaman tercinta.

"EMPAT PULUH JUTA JIWA LEBIH PENDUDUK NEGERI INI HARUS MENCARI NAFKAH SEBAGAI TKI/TKW DI NEGERI ORANG LAIN"
Dari 4o juta jiwa lebih itu juga termasuk anak jemau kitau, sanak saudara kita yang berasal dari Bumi Bengkulu Selatan, dan begitu banyak mereka tidak mudik karena situasi dan kondisi yang beragam. Inilah kondisi Demensi Sosial sebagian adiak sanak kitau di dusun laman, saat kitau berkunjung ada sajau perasaan tidak lengkap karena gi adau adiang beghading yang endiak baliak karena mereka mengadu nasib di NEGERI TETANGGA UNTUK MENJADI TENAGA KERJA KONTRAK, karena sistem kontrak itulah menjadi alasan yang paling tepat disaat mereka tidak berada ditengah-tengah sanak saudara saat merayakan Idul Fitri berlangsung.

'JUTAAN TKI/TKW HARUS BERHARI RAYA DI NEGARA ORANG LAIN' Lebaran adalah hari berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Tapi ternyata tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan itu. Bagi sebagian dari mereka yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), kesempatan untuk mudik belum tentu bisa dilakukan seperti para pekerja yang berada di Indonesia. Mereka harus menunggu masa kontraknya selesai atau mendapatkan cuti dari tempat mereka bekerja.

'MUDIK LEBARAN ITU KENIKMATAN LUAR BIASA'
Bagi golongan berpendapatan tinggi, mungkin porsi yang mereka keluarkan untuk ritual mudik hanya sebagian kecil dari pendapatan mereka. Tetapi bagi yang hidupnya subsisten, pengeluaran tersebut pasti merupakan bagian yang cukup besar dari pendapatan mereka.
Memang, hidup tidak selamanya dapat dijelaskan oleh rasionalitas ekonomi. Hubungan emosional seringkali memiliki alasan yang lebih kuat, sehingga mengalahkan rasionalisme ekonomi. Mungkinkah beban hidup yang akhir-akhir ini makin berat menghimpit masyarakat kita mampu menyurutkan fenomena mudik dengan segala dinamikanya?

"KITA HARUS MENJAWAB SEMUA KELUH KESAH ADIAK SANAK" termasuk soal mereka yang harus jadi TKI/TKW di negeri seberang, belum tentu mereka berkecukupan disana, kadang kala mereka harus bertahan dengan kondisi yang serba memprihatinkan, jadi harapan kita BUMI BENGKULU SELATAN HARUS MAMPU MEMBERIKAN PELUANG LEBIH KEPADA PUTRA-PUTRI NYA UNTUK BERJUANG MENCARI SESUAP NASI LEBIH MUDAH DI TANAH KELAHIRANNYA SENDIRI, bagi saya program pengiriman TKI/TKW itu harus kita jadikan program yang ke 100 kalinya, kita harus memberikan peluang yang sama bagaimana meningkatkan geliat ekonomi kreatif rakyat agar kiranya anak-anak produktif Bengkulu Selatan bisa berkreasi tinggi di tanah kelahirannya sendiri tanpa harus jadi TKI/TKW ke luar negeri itu.

'TANTANGAN PEMERINTAH KE DEPAN' membuka peluang pasar dan kesempatan kerja di tanah kelahiran ini harus terus digali, pemerintah daerah jangan diam dan berpangku tangan untuk terus begerak, bekerja dan menggali potensi-potensi yang ada untuk sajian terbaik bagi putra putri Bumi Bengkulu Selatan kedepan, pengiriman TKI/TKW besar-besaran itu sama saja MENGUSIR GENERASI PRODUKTIF DAERAH INI AGAR JADI GEMBEL DI NEGERI JIRAN TETANGGA ITU, kita mau ada solusi untuk satu hal ini walau kita tahu garis tangan dan nasib lah yang bisa menghantarkan seseorang itu harus berdomisili dimana atau kerja mencari nafkah dimana.
salam Bengkulu Selatan sejahtera...!!

FIKRI SENADA : Dirgahayu Negeriku Ke - 69

Menuju Kemerdekaan Bengkulu Selatan Yang Sesungguhnya


DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 69

Dirgahayu Negeriku....
menuju Bengkulu Selatan MERDEKA Yang Sesungguhnya..:
Merdeka itu....,
Endiak bediau agi jalan belubang!
Merdeka itu....,
Endiak bediau agi antrian minyak berkilo-kilo meter!
Merdeka itu...,
Endiak bediau agi, listrik mati luak minum ubat!
Merdeka itu...,
Endiak bediau agi, JUAL BELI JABATAN dan FORMASI CPNS!
Merdeka itu...,
Endiak bediau agi, MUTASI ala Naga bonar!
dan, merdeka itu...,
ENDIAK BEDIAU AGI PEMIMPIN BECEKIL MANJANG...!!