ABU GOSOK dan KEIKHLASAN HATIMU MAK

on Minggu, 14 November 2010


...sore itu kami bermain bola di atas lahan kebun kelapa milik tetangga rumahku, hampir setiap sore kami bermain bola. Sore itu terdengar suara mak memanggil, beliau minta segera pulang karena hari sudah mau maghrib sedangkan aku belum juga mandi sore. Bukan karena harus dimandikan mak, akan tetapi ada hal penting yang harus dilakukan mak terhadap aku, yaitu MENGGOSOK GIGI ku dengan sesuatu yg tidak lazim atau tidak akan pernah ditemui saat ini...



ABU GOSOK SEBAGAI PENGGANTI SIKAT GIGI dan ODOL

bagi kami anak-anak pedesaan dipinggiran Bumi Bengkulu, saat itu untuk menggosok gigi harus menggunakan media ABU GOSOK. Abu gosok adalah sisa-sisa pembakaran kayu bakar di Tungku Masak didapur belakang rumah. Ilmu ini diajarkan turun temurun oleh nenek leluhur kami, bahwa memelihara gigi dan menjaga gigi agar tetap bersih dan putih itu perlu...

Ada juga sebagian masyarakat menggunakan abu sisa kulit padi/abu dedak untuk dijadikan media gosok gigi saat itu, dengan keyakinan penuh, kami yakin bahwa gigi kami semua putih dan bersih. Sehingga keyakinan itu membuat kami berterimaksih kepada mak kami yang saat itu dengan ikhlas menggosok gigi kami setiap kami mandi, baik pagi maupun sore hari....

Keikhlasan seorang mak, membuat sampai hari ini kami memiliki gigi yg kuat dan bersih sehingga sampai detik ini kami bisa tersenyum manis dgn deretan gigi kami yang kokoh dan kuat.. "MENEBAR SENYUM PENUH CINTA" dan senyum kami insyaAllah ikhlas buat semua....

senyum kami memang BUKAN "Manisnya Senyum Pepsodent" akan tetapi senyum kami senyum ikhlas kerja mak kami dengan abu gosoknya..."SENYUM MANIS ABU GOSOK"...!!



saat ini ketika tekhnology semakin canggih, kita semua meninggalkan tradisi abu gosok, kita berpindah ke bahan modern yaitu pasta gigi yang sangat praktis dan bahkan banyak rasa dan aromanya..., dan tulisan singkat kami bukan untuk memberikan saran agar kita harus kembali ke tradisi abu gosok, akan tetapi memaknai betapa mulianya arti kesehatan buat kita semua, dulu..disaat orang tua kita tdk menemukan tekhnology seperti saat ini, mereka para otang tua kita dengan gigih dan keyakinan penuh membuat atau menemukan media abu gosok untuk menjadikan kita sehat dari segi gigi anak2 yang kuat...

semoga semangat menemukan dan ikhlasnya mak kita untuk supaya kita sehat, dapat memberi inspirasi kita bahwa menyehatkan anak-anak kita itu wajib hukumnya...

semoga tulisan sederhana kami ini dapat memberi manfaat pada kita semua..!! wass

Kunjungan Obama ; OBAMA dan PANCASILA


KUNJUNGAN Presiden Obama ke Indonesia memberikan sesuatu yang berbeda untuk dipelajari oleh rakyat Indonesia terutama sekali para petinggi negara dan mahasiswa Indonesia. "Roh dari Pancasila itu mudah diresapi bagi orang-orang yang menghayatinya"



Begitu seorang Barack Hussein Obama, seorang nonmuslim dan seorang pemimpin negara adidaya. masih bisa mengenangkan tempat di mana ia pernah dibesarkan, di sekolahkan dan diajar tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Masih teringat akan makanan dan budaya Indonesia.



Mengapa bangsa Indonesia yang bertumpah darah di Indonesia tidak mau mengatasi jiwa mereka sendiri. Bhineka tunggal ika, bukan hanya semboyan semata-mata, tapi ia mempunyai roh penyatuan seluruh bangsa Indonesia.



Mengapa kerakusan dan penindasan terus terjadi dari yang kuat kepada yang lemah, bencana alam yang terjadi sudah menunjukan kelemahan sesuatu bangsa, jangan terus arogan tamak dan haloba dengan dunia Indonesia sebuah negara yang kaya.



Berbagai hasil dari buminya jika diurus dengan baik, saya yakin takkan ada rakyat Indonesia yang tersisih dan miskin. Berpeganglah benar-benar pada Pancasila. Karena Pancasila mempunyai roh yang kuat untuk siapa saja yang pernah tinggal di Indonesia.



Jangan mentang-mentang mempunyai kuasa kalian boleh bikin apa saja. Tiada kuasa yang lebih berkuasa melainkan kuasa Allah Tuhan semesta alam.



Berhentilah daripada demontrasi takkan mendatangkan manfaat untuk Indonesia malah memburukan negara dan bangsa dari pandangan dunia.



Sadar diri sendiri wahai petinggi-petinggi negara, jangan sampai kalian harus disadarkan dengan demo-demo dari aktivis dan mahasiswa lantaran kekecewaan mereka.



Bangkitlah dari tidurmu, hilangkanlah mimpi-mimpimu kerakusan. Bantulah semua rakyatmu dengan memanfaatkan hasil dari galian negara, bukan terus memeras mereka..



Tanamkanlah semangat Pancasila sebagaimana Obama masih ingat BhinekaTunggal Ika dan Pancasila. (editor widodo)

"KETIKA TUHAN MENCIPTAKAN SEORANG IBU"

on Minggu, 18 April 2010

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya..
Kini giliran dicptakanNya para Ibu...

Salah satu Malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: "Tuhan, banyak nian waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan Ibu ini?".
Tuhan menjawab pelan, "TIDAKKAH KAU LIHAT PERINCIAN YANG HARUS DIKERJAKAN?..
Ibu itu harus waterproof (tahan air/cuci), tapi bukan dari plastik..
Ibu itu harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas, dan tidak cepat capek..
Ibu itu harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya..
Ibu itu harus memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya..
Ibu itu harus memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukkan hati anaknya..
Ibu itu harus memiliki lidah yang manis untuk merekatkan yang patah dan 6 pasang tangan!!..
Ibu itu harus memiliki 3 pasang mata yang harus dimiliki model dirinya!!"

Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk..
Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: "Apa yang kau lakukan di dalam situ?"
Padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya.
Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, Ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat..
Dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya..
Mata itu harus bisa bicara!
Mata itu harus berkata: "Ibu mengerti dan Ibu sayang padamu".
Meskipun tidak diucapkkan sepatah kata pun..

Ibu itu harus mampu /bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit..
Ibu itu harus bisa memberi makan 6 orang dengan 1,5 ons daging..
Ibu itu harus menyuruh anaknya umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi..

Akhirnya malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan.
"Terlalu lunak, "katanya memberi komentar..
"Tapi kuat, "kata Tuhan bersemangat..!
"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita..
"Apakah ia dapat berfikir?" tanya malaikat..
"Ia bukan saja dapat berfikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi, "kata sang pencipta..
Akhirnya malaikat menyentuh sesuatu di pipi. "eh, ada yang bocor di sini."
"Itu bukan kebocoran, " kata Tuhan..
"Itu adalah air mata... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, air mata... air mata...,"

ah Tuhan memang AHLINYA..., "akhirnya malaikat berkata pelan sambil mengangguk takjub..

BEREBUT PERS DALAM PILKADA

on Sabtu, 10 April 2010


Beragam statement politik oleh calon kandidat, dan tim sukses nya mulai menyeruak ke publik, mengisi ruang2 kosong di setiap kolom media masa. Sanjungan terhadap calon kandidat tertentu, dan propaganda yang kadang pula melibatkan tokoh-tokoh politik nasional yang juga tak pernah terlewatkan ditampilkan di media.

Media atau pers dengan demikian ikut andil mempopulerkan calon kandidat yang boleh jadi sebelumnya tidak tenar di mata khalayak umum. Dengannya pula, pers terlibat aktif dalam permainan politik yang dimainkan oleh para politisi, meski mungkin ini jarang disadari oleh pekerja pers. Lalu dimanakah independensi dan netralitas pers?

Adalah benar, ruang advertorial pada media tentu akan dimanfaatkan oleh masing-masing calon kepala daerah untuk melakukan promosi dan penetrasi terhadap publik, sesuai dengan Pasal 76 UU No. 32/2004, bahwa kampanye calon kepala daerah dapat dilakukan melalui media cetak atau media elektronik. Menyoal independensi dan netralitas pers dari pertanyaan di atas, secara pasti akan terus merambat ke dalam pertanyaan lain yang lebih mendalam. Apakah pers menunjukkan peran yang signifikan untuk mendorong proses demokratisasi; dimana masyarakat sebagai konstituen politik utama diberi informasi yang wajar dan berimbang atas berbagai kandidat politik tersebut, lepas dari berbagai perbedaannya dengan kontestan lain? Atau kah pers akan jatuh pada suatu pemihakan atau kepada salah satu calon dengan berbagai alasan di belakangnya?

Selama ini, pers dianggap mampu bersikap objektif, independen serta netral dalam berbagai liputan. Tidak terkecuali lipuatan terhadap berbagai momentum politik penting termasuk Pilkada langsung. Fungsi pers sebagai kegiatan bisnis yang bersimbiosis dengan kepentingan para calon kepala daerah yang memerlukan media untuk menjual program dan janji-janji untuk menarik simpati publik dan mendapat dukungan pemilih sebanyak mungkin.
Padahal, peran ideal pers seyogianya harus benar-benar dapat bersikap netral, adil, seimbang dan non partisan, sehingga tidak ada kesan pers telah memihak salah satu calon pasangan kepala daerah. Netralitas ini sangat penting dijaga agar pers tidak kehilangan posisinya sebagai pilar keempat dari sistem demokrasi disamping lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Netralitas Pers, Mungkinkah??

Memang harus diakui, soal netralitas pers masih menyisakan problem pelik yang hingga kini tak jua mendapat jawaban yang memuaskan. Apa yang disebut dengan netralitas pers tidak lebih mitos belaka. Jiak mitos itu sudah diterima sebagai kebenaran absolut, sesungguhnya cara pandang masyarakat terhadap pers situ sendiri pun sudah sangat ideologis.

Artinya, masyarakat telah dikerangkeng sebuah kesadaran palsu yang sengaja ditancapkan baik oleh kalangan pelaku industri pers, pengamat yang konon mengerti dunia pers secara mendalam, maupun akademisi yang tidak membuka diri terhadap fakta empiris.

Kenetralan pers telah menjadi pandangan dominan yang membelenggu pemikiran masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari lontaran kalangan teoritisi yang berorientasi pada liberalisme yang terlanjur menjadi dogma. Bagi kalangan liberalis, pers diposisikan layaknya cermin yang mampu merefleksikan kenyataan sosial secara jujur.

Benarkah berbagai asumsi mengenai kehidupan pers seperti yang didoktrinkan kaum liberalis dapat dibuktikan kesahihannya? Ternyata, tidak! Buktinya terhadap kelompok-kelompok sosial yang mendapat ekspos secara berlebihan dari pers, dan otomatis menguntungkan posisi politiknya. Inilah yang disebut the over represented (kelompok yang mendapatkan liputan secara berlebihan).

Sebaliknya, terdapat kelompok sosial lainnya, biasanya kaum minoritas serta mereka yang dianggap menyimpang dari normalitas (the deviant) yang diekspos sedemikian sedikit serta dicitrakan negatif. Sehingga, lebih tepat apabila kita menyebut bahwa pers, atau media masa pada umumnya, bukanlah cermin dari realitas sosial, melainkan tak lebih dari representasi realitas sosial.

Dalam kasus Pilkada langsung, bukan berbagai perkara teknis pemberitaan itu yang menjadi problem utamanya. Problem pokoknya terletak pada kandidat kepala daerah yang hendak bertarung dalam arena politik. Ironisnya, mereka tidak begitu dikenal oleh kalangan masyarakat sebagai pemilih.

Populeritas kandidat pastilah tertinggal jauh dibandingkan dengan politisi tingkat nasional dan juga kaum selebritis yang memenuhi berita-berita gosip dalam tayangan infotaimen. Ini disebabkan kandidat yang bermukim di wilayah lokal sangat kecil peluangnya untuk diekspos oleh pers kecuali yang bersangkutan menjadi pejabat publik.

Disinilah, titik kritis yang akan terjadi dalam arena politik Pilkada langsung terhadao pada kemungkinan berlangsungnya jalinan kerjasama antara kandidat kepala daerah dengan pengelola redaksional dan pemilik modal dari pers lokal. Netralitas dalam pemberitaan tidak mungkin dapat direalisasikan karena pers lokal hanya dijadikan corong bagi persekutuan itu untuk mempropagandakan kepentingan-kepentingan politik mereka sendiri.

Jika pemberitaan telah dianggap sebagai wujud dari penggelaran realitas sosial, bukankah ini sama nilainya dengan membodohi publik? Bukankah public memiliki anggapan yang terlanjur mapan bahwa berita adalah fakta yang jujur dan tidak mungkin mengalami distorsi sedikitpun?

Begitu juga dengan Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah di Bumi Bengkulu yg sebentar lagi akan di gelar di berbagai Kabupaten dan Provinsi, kita semua mengharapkan Kenetralitasan Pers dalam bersikap tidak memihak dan melakukan bentuk kampanye curang untuk kandidat lain. Kepantasan hasil Pilkada Langsung ada ditangan kita semua, 1,6 juta rakyat Provinsi Bengkulu berharap lahirnya Pemimpin-pemimpin baru yg handal, bermoral tinggi, memiliki rasa tanggungjawab yg lebih kepada persoalan mendasar rakyat provinsi Bengkulu secara utuh dan menyeluruh. Saya (Fikri Senada M, ST) mengajak kita semua untuk memilih pemimpin dengan menggunakan akal sehat dan hati nuarani kita “MEMILIH PEMIMPIN DENGAN BAIK DAN SECARA WAJAR, ITU SAMA DENGAN KITA SEDANG MEMPERSIAPAKAN MASA DEPAN GEMILANG UNTUK ANAK CUCU KIAT” ayo.. memilih dengan cerdas..

Hormat Kami,
Fikri Senada M, ST
(Putra Asli Bengkulu, Sahabat Semua Suku)

Menunggu Pemimpin Usai Pilkada

on Senin, 22 Maret 2010

Tanggungjawab pertama seorang pemimpin adalah mendefinisikan realitas, kata Max de Pree. The first responsibility of a leader is to define reality. Misalnya, masalah apa yang merundung warga kota dan kabupatenny, jika ia seorang Walikota atau Bupati. Kesulitan apa yang melilit penduduk sebuah provinsi, jika ia seorang Gubernur, dan seterusnya hingga para Menteri, Wakil Presiden dan Presiden.

Tapi bagaimana mungkin ia tahu jika ia hanya berkurung di kamar kerjanya yang megah, dan hanya memberi perintah ini itu kepada stafnya?. Pemimpin macam ini jangan-jangan ada di sekitar kita, tak hanya di pemerintahan tetapi juga di dunia swasta. Jangan-jangan juga di tubuh partai politik.

Jika boleh mengutip Henry A. Kissinger, tugas pemimpin adalah menemui penduduk yang dicekam kesulitan, kemudian secara persuasi mendorong si warga untuk keluar dari kesulitan itu. Bukan dengan bela kasihan, tetapi dengan motivasi dan proses.

Jika tidak punya kemauan politik yang populis itu, kita akan segera menyaksikan gelombang unjuk rasa masyarakat yang silih ganti berbaris-baris ke kantornya. Inilah, hubungan sebab akibat yang sangat logis dan sistematis tetapi kerap tak diinsyafi oleh para pemimpin kita.

Barangkali, di situlah perbedaan antara manajer dan seorang pemimpin. Manajer memiliki pandangan jangka pendek; pemimpin memiliki perspektif jangka panjang, syahdan begitulah Warren G. Bennis pernah berpetuah.

Jika tindakan anda mengilhami orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak dan menjadi lebih, Anda adalah seorang pemimpin yang tulen. Seorang pemimpin memiliki visi dan keyakinan bahwa mimpi dapat dicapai. Dia mengilhami kekuatan dan energi untuk menyelesaikannya.

Tak heran jika pemimpin sejati kerap sekali tampak bukan seperti seorang pemimpin. Ia merasa tak pernah menolong seseorang yang jatuh di tepi jalan. Tapi sekian tahun kemudian, seorang warga kota datang berterima kasih padanya. ”Ide-ide Anda telah membuat saya sukses,” kata si warga.

Walikota, Bupati, Gubernur dan Presiden macam itu pastilah selalu asyik dengan agenda ekonomi positif yang berinvestasi dalam inovasi dan pertumbuhan yang akan menciptakan lapangan kerja bagi warganya. Tipe pemimpin macam itulah yang kita harapkan muncul dalam Pilkada yang berlangsung di Provinsi Bengkulu pada 2010 ini.

Kadang-kadang keunikan terjadi juga. Misalnya, seorang pemimpin yang baik tetapi orang seolah-olah hampir tidak tahu dia ada. Tapi pemimpin ini selalu membuat regulasi dan memfasilitasi kehidupan sosial dan ekonomi negeri yang dipimpinnya.

Tatkala banyak warganya yang sukses oleh suasana yang diciptakannya, orang-orang merasa mereka berhasil karena ikhtiarnya sendiri. Bukan karena si pemimpin yang luar biasa! Pemimpin yang tak kemaruk membusungkan dada.

Bukan Tipe Bos

Dalam realitas memang masuk akal saja jika kita kerap sebal terhadap pemimpin yang bahkan terlalu menyadari bahwa dirinya adalah pemimpin. Kadang rada ”gila hormat” walaupun mungkin staf dan anak buahnya merasa tak ada yang patut dihormati dari dirinya. Pemimpin macam ini berbahaya, karena ia sangat sadar kepada kekuasaannya.

Repotnya pemimpin bertipe barusan tidak tahu sama sekali kapan ia diinginkan, dan kapan ia harus meninggalkan kursinya. Dalam konteks Indonesia, itulah antara lain kesalahan Soeharto yang berkuasa nyaris 32 tahun. Tragisnya, ia kemudian dilengserkan oleh pasar politik dan pasar ekonomi yang tidak lagi menghendakinya.

Kontroversi dan kompleks kejiwaan yang rada bersamaan juga diidap oleh para calon pemimpin. Selama inim mungkin ia berada di pentas civil society dan gemar melancarkan kritik. Nah, ketika menjadi pemimpin, sebutlah menjadi Walikota atau Bupati, situasinya sudah berbeda. Dari anda yang dibutuhkan bukan kritik. Tapi solusi.

Ketika datang berkantor ke Balai Kota, karena Anda seorang Walikota, saya membayangkan Andan merasa bukan seorang Walikota. Tapi seorang demokrat karena bukankah Anda terpilih karena proses demokrasi? So, berjiwa besarlah menerima kritik, yang juga merupakan bagian dari demokrasi.

Babak berikutnya, Anda kemudian menunjukkan jalan keluar atas berbagai kritik dan masalah yang mencuat. Pemimpin yang sebenarnya tidak perlu tampak seperti pemimpin. Tapi ia sudah lega jika berhasil menunjukkan jalan kepada penduduknya.

Memang di masa lalu pada rezim yang otoriter seorang pemimpin adalah seorang bos. Tipe ini memang mengidap gejala kejiwaan yang aneh karena hanya mengenal dua pasal. Pasal pertama, bos tidak pernah salah. Pasal kedua, jika bos salah, ingat pasal satu. Busyet.
Padahal, seperti kata Ken Blanchard, pemimpin hari ini haruslah menjadi partner berbagai pihak. Ya, LSM, parpol, dunia usaha, wong cilik, DPRD, dan lainnya. Apa boleh buat, akan sangat sulit seorang Walikota atau Bupati yang tidak mendapat dukungan dari partai politik sebagai jelmaan dari kedaulatan rakyat.

Tak pelak, seorang pemimpin sejati harus memiliki kebijakan pintu terbuka supaya orang tidak takut untuk mendekatinya dengan alasan apapun. Lagi pula aneh, karena bahkan kamar kerja, gaji dan berbagai fasilitas yang anda nikmati justru berasal dari pajak-pajak yang dibayarkan rakyat. Mengapa malah menghindar dari rakyat?

Sudah barang tentu masyarakat pun membutuhkan pemimpin yang bila perlu tampil kontroversial menghadapi masalah-masalah yang luar biasa. Tak cuma berpikir dab vertindak normatif dan standar saja, khususnya ketika keadaan darurat gawat yang sangat mendesak.

Misalnya, mengeluarkan biaya untuk korban bencana alam yang mendesak dilakukan walaupun alokasi dananya sudah habis. Toh, bisa diajukan dalam Perubahan APBD, ketimbang membiarkan rakyat sengsara, bukan?

Kadang, seorang pemimpin dalam menghadapi situasi krisis bertindak dengan cara improvisasi, dan belakangan memikirkan alasan untuk tindakannya itu, seperti Jawaharlal Nehru.

IKAN PATIN. Menjadikan Bengkulu Daerah Penghasil Ikan Terbesar di Kawasan SUMBAGSEL

on Jumat, 19 Februari 2010











Ikan patin atau dalam bahasa latinnya disebut pangasius hipothalmus merupakan ikan konsumsi budi daya ikan air tawar unggulan. Keunggulan ikan patin, dagingnya gurih, mengandung banyak lemak, dan tidak banyak duri. Harganya yang stabil dan cukup tinggi membuat usaha budidaya ikan patin ini menjanjikan keuntungan.

Salah seorang yang menggeluti usaha budidaya ikan patin adalah Johanes Karo Karo, di kolam ikannya dikawasan Pangkalan Susu, Langkat, Sumut. Perjalanan menuju lokasi budidaya ikan patin di Pangkalan Susu, dapat ditempuh dengan mobil selama dua setengah jam dari kota Medan. Mengambil arah ke utara, tepatnya berada di kawasan pinggiran Kota Minyak Pangkalan Susu.


Dilahan seluas satu hektar inilah Johanes Karo Karo membudidayakan ikan patin. Budidaya dilakukan di kolam air deras, berukuran tiga kali tiga meter persegi. Sumber airnya dari sungai yang dialirkan ke setiap kolam. Air dari kolam kemudian dialirkan kembali ke sungai. Budidaya ikan patin tergolong sulit.

Proses pembenihannya memerlukan pengetahuan tersendiri. Sehingga tidak semua petani ikan air tawar dapat mengawinkan induk ikan patin jantan dan betina sehingga menghasilkan anakan yang berkualitas baik. Untuk menghasilkan anakan ikan patin dilakukan proses pembenihan di kolam yang disebut bak hatchery. Dibak ini dipasang aerator sehingga pasokan oksigen terjaga.

Proses pembenihan dilakukan dengan menginduksi induk jantan dan betina dengan horman perangsang pembuahan. Telur yang dihasilkan indukan betina dicampur dengan benih dari indukan jantan di bak penampungan selama 18 hingga 20 jam. Telur akan menetas dan berubah menjadi larva. saat masih anakan, diberi makanan cacing sutra dan artemia.

Setiap bulannya, dari tempat ini dapat dihasilkan anakan ikan patin berukuran satu hingga tiga inchi sebanyak dua ratus ribu ekor.Anakan ikan patin umumnya telah dipesan pembeli sebelum proses pemijahan.

Untuk anakan berukuran satu inchi, dihargai antara delapan puluh hingga seratus rupiah per ekor. Setelah berusia satu hingga tiga minggu, anak ikan patin dipindahkan ke kolam pembesaran. Yang perlu diperhatikan dalam memelihara ikan patin adalah menjaga kualitas air kolam.

Selain itu, memberikan pakan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Takaran makanan yang diberikan, seperlima berat badan ikan. Ikan patin yang dibesarkan dikolam dipanen setelah berusia tiga hingga empat bulan. Permintaan paling banyak untuk ikan patin yang memiliki berat antara setengah kilogram hingga satu kilogram. Harganya berkisar antara sepuluh ribu hingga lima belas ribu rupiah per kilogram.
”menuju Bengkulu yang Unggul, Maju dan Terpandang”


Hormat Kami,
FIKRI SENADA M, ST
Bersama Putra Asli BENGKULU, Sahabat Semua SUKU : ayo… Benahi BENGKULU, perbaiki CITRA..

Budidaya Lele Dumbo. Menjadikan Bengkulu Daerah Penghasil Ikan Terbesar di Kawasan SUMBAGSEL







Budidaya lele dumbo (Clarias gariuphinus) memang agak rumit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami seperti nila dan ikan mas. Pemijahan hanya bisa dilakukan secara buatan, atau dengan istilah lain kawin suntik. Meski agak rumit, budidaya lele dumbo telah lama berhasil dikembangkan di Indonesia. Budiadaya lele dumbo dilakukan dalam beberapa tahapan.
Pematangan Gonad
Pematangan gonad lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk ukuran 0,7 – 1,0 kg; beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3 persen setiap hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk lele dumbo dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; tubuh agak kusam; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.
Pemijahan alami
Lele dumbo bisa dipijahkan secara alami. Caranya, siapkan bak berukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; pasang hapa halus sesuai ukuran bak; masukan ijuk secukupnya; masukan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari; masukan pula 1 ekor induk jantan; biarkan memijah; esok harinya, tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu.
Pemijahan buatan
Hasil pemijahan alami lele dumbo biasanya kurang memuaskan. Jumlah telur yang keluar tidak banyak. Agar telur bisa seluruhnya, maka dilakukan pemijahan buatan, atau dengan kawin suntik. Sistem ini agak rumit dan memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang harus dilakukan dalam sistem ini, yaitu penyuntikan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mll ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan ke dalam tubuh induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypopisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke dalam tubuh induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 jam.
Pengambilan sperma
Setengah jam sebelum pengeluaran telur, sperma harus disiapkan. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang; keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai dari anus hingga belanag tutup insang; buang organ lain dalam perut; ambil kantung sperma; bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering; hancurkan kantung sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak; peras spermanya agar keluar dan masukan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides; aduk hingga homogen.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan lap; bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan
Penetasan telur lele dumbo dilakukan dalam bak tembok. Caranya, siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan alirkan air selama penetasan; pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak; beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja); tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa; biarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Saran dan Penutup
Tulisan ini hanya sekedar informasi awal dari saya (FIKRI SENADA M, ST) untuk memberikan pencerahan kepada kita semua, betapa sebenarnya Provinsi Bengkulu mampu menjadi daerah penghasil ikan terbesar di kawasan Sumatera Bagian Selatan. Potensi yang dimiliki daerah kita sungguh luar biasa, oleh karenanya potensi ini tidak akan dapat bergerak untuk menjadi sebuah bidang usaha rakyat jika kita semua tidak memulai dan tidak mencoba untuk menggerakkan stakeholder yang ada di daerah kita. Dukungan pemerintah daerah adalah langkah kongkrit untuk pemberdayaan masyarakat daerah untuk dapat berkembang dan maju serta sejahterah kehidupannya. Memberikan bantuan dalam bentuk pinjaman dan membina masyarakat dengan mendirikan koperasi serta kelompak tani perikanan, adalah sebuah langkah baik untuk memberdayakan potensi masyarakat secara menyeluruh.
Semoga apa yang kita cita-citakan ini mendapat Ridho dan Karunia dari Allah SWT, amin.

”menuju bengkulu yang Unggul, Maju dan Terpandang”


Hormat Kami,
FIKRI SENADA M, ST
Bersama Putra Asli BENGKULU, Sahabat Semua SUKU : ayo… Benahi BENGKULU, perbaiki CITRA..

Menjadikan Bengkulu Daerah Penghasil Ikan Terbesar di Kawasan SUMBAGSEL BUDIDAYA IKAN MAS ( Cyprinus carpio L )



















1. SEJARAH SINGKAT

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

2. SENTRA PERIKANAN

Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai airderas, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta, sergai, danau toba.

3. JENIS

Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:

  • Kelas : Osteichthyes
  • Anak kelas : Actinopterygii
  • Bangsa : Cypriniformes
  • Suku : Cyprinidae
  • Marga : Cyprinus
  • Jenis : Cyprinus carpio L.

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:

  1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.

  1. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.

  1. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.

  1. Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.

  1. Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.

4. MANFAAT

  • Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
  • Sebagai ikan hias.

5. PERSYARATAN LOKASI

  • Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  • Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  • Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
  • Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  • Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m³.
  • Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
  • Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Kolam

Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

· Kolam pemeliharaan induk

Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

· Kolam pemijahan

Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga

untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

· Kolam pendederan

Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan

pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk

memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.

2. Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, emberember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring / scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

3. Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25 - 200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masingmasing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

2. Pembibitan

1. Pemilihan Bibit dan Induk

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan

diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.

�� Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

· Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.

· Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.

· Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.

· Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.

· Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.

�� Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

1. Betina

�� Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

�� Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat loncat.

�� Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

2. Jantan

�� Badan tampak langsing.

�� Gerakan lincah dan gesit.

�� Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2. Sistim Pembenihan/Pemijahan

Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu

0. Sistim pemijahan tradisional

Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:

�� Cara sunda:

1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;

2. disediakan injuk untuk menepelkan telur;

3. setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.

�� Cara cimindi:

luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;

1. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;

2. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;

3. tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

�� Cara rancapaku:

luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;

1. disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;

2. setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;

3. setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

�� Cara sumatera:

luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;

1. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;

2. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;

3. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

�� Cara dubish:

luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;

1. sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;

2. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;

3. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

�� Cara hofer:

sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.

1. Sistim kawin suntik

Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.

3. Pembenihan/Pemijahan

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:

Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.

1. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.

2. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.

3. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.

4. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

4. Pemeliharaan Bibit/Pendederan

Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telurtelur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

0. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.

· Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.

· Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

· Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

5. Perlakuan dan Perawatan Bibit

Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.

3. Pemeliharaan Pembesaran

Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.

1. Polikultur

· ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau

· ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.

2. Monokultur

Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.

4. Pemupukan

Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.

1. Pemberian Pakan

Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.

2. Pemeliharaan Kolam/Tambak

Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama

1. Bebeasan (Notonecta)

Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

2. Ucrit (Larva cybister)

Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

3. Kodok

Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.

4. Ular

Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.

5. Lingsang

Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

6. Burung

Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

7. Ikan gabus

Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

8. Belut dan kepiting

Pengendalian: lakukan penangkapan.

2. Penyakit

1. Bintik merah (White spot)

Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

2. Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)

Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.

3. Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)

Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.

Pengendalian:

1. direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam;

2. hindari penebaran ikan yang berlebihan.

4. Kutu ikan (argulosis)

Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian

kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).

Pengendalian:

1. ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;

2. dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.

5. Jamur (Saprolegniasis)

Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya. Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.

Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

6. Gatal (Trichodiniasis)

Menyerang benih ikan.

Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.

Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.

7. Bakteri psedomonas flurescens

Penyakit yang sangat ganas.

Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.

Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturutturut.

8. Bakteri aeromonas punctata

Penyakit yang sangat ganas.

Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal.

Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:

1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.

2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.

3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.

4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.

5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.

6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.

7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

8. PANEN

1. Pemanenan Benih

Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.

2. Cara Perhitungan

Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:

1. Penghitungan dengan sendok.

2. Penghitungan dengan mangkok.

3. Pembersihan

Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan adavsaluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yanglebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan.

4. Pemanenan Hasil Pembesaran

Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan / petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

9. PASCAPANEN

Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

1. Penanganan ikan hidup

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:

1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.

2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.

3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

2. Penanganan ikan segar

Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:

1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.

2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.

3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.

4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.

3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adala sebagai berikut:

1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).

2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.

3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.

4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

�� Sistem terbuka

Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

�� Sistem tertutup

Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram.

Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:

1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;

2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;

3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastic sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);

4. kantong plastik lalu diikat.

5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:

1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).

2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.

3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.

4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 har berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.

5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

1. Analisis Usaha Budidaya

Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m 2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.

1. Biaya produksi

1. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-

2. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,-

3. Pakan

�� Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-

�� Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-

�� Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,-

�� Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-

�� Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,-

�� Obat-oabatan Rp. 10.000,-

4. Peralatan Rp. 50.000,-

5. Lain-lain Rp. 150.000,-

Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-

2. Pendapatan

1. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-

2. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-

3. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-

Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-

3. Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,- --> Keuntungan per bulan Rp. 146.425,-

4. Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 1,39

2. Gambaran Peluang Agribisnis

Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.

11. DAFTAR PUSTAKA

1. DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani. 2 ,Juni 1990 hal. 2

2. GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus 1988 hal. 5

3. RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani. 13 Februari 1991 hal. 5

4. RUKMANA, Rahmat. 1992. Prospek Usaha Ikan Mas Menggiurkan Dan Menguntungkan dalam Suara Karya. 18 Februari 1992 hal. 7

5. SANTOSO, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta : Kanisius.

6. SUMANTADINATA, Komar. 1981. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia Jakarta : Sastra Hudaya.

7. SUSENO, Djoko. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, cet. :7. Jakarta : Penebar Swadaya.

12. SARAN DAN PENUTUP

Tulisan ini hanya sekedar informasi awal dari saya (FIKRI SENADA M, ST) untuk memberikan pencerahan kepada kita semua, betapa sebenarnya Provinsi Bengkulu mampu menjadi daerah penghasil ikan terbesar di kawasan Sumatera Bagian Selatan. Potensi yang dimiliki daerah kita sungguh luar biasa, oleh karenanya potensi ini tidak akan dapat bergerak untuk menjadi sebuah bidang usaha rakyat jika kita semua tidak memulai dan tidak mencoba untuk menggerakkan stakeholder yang ada di daerah kita. Dukungan pemerintah daerah adalah langkah kongkrit untuk pemberdayaan masyarakat daerah untuk dapat berkembang dan maju serta sejahterah kehidupannya. Memberikan bantuan dalam bentuk pinjaman dan membina masyarakat dengan mendirikan koperasi serta kelompak tani perikanan, adalah sebuah langkah baik untuk memberdayakan potensi masyarakat secara menyeluruh.

Semoga apa yang kita cita-citakan ini mendapat Ridho dan Karunia dari Allah SWT, amin.

”menuju Bengkulu yang Unggul, Maju dan Terpandang”

Hormat Kami,

FIKRI SENADA M, ST

Bersama Putra Asli BENGKULU, Sahabat Semua SUKU : ayo… Benahi BENGKULU, perbaiki CITRA..