BERSAMA BANGUN CITRA ; untuk Bengkulu yang BERMARTABAT…

on Minggu, 17 Januari 2010







Realitas Bengkulu setelah 4 Dasawarsa
Setelah dimekarkanya Bengkulu menjadi Provinsi ke-26 di Indonesia, Bengkulu terus mencoba membangun dan mensejajarkan dirinya dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Kepala Daerah silih berganti, Undang-undang Pengaturan Daerah terus berubah, niat untuk menjadi Provinsi yang maju, unggul dan terpandang terus dilanjutkan. Akan tetapi niat dan langkah tidak kunjung berujung pada sebuah keberhasilan seperti yang diharapkan masyarakat Bengkulu secara keseluruhan.

Mulai dari berdirinya sampai dengan saat sekarang ini, Bengkulu terus dicap dengan segala kekuranganya. Provinsi yang termiskin, daerah yang lemah SDM, daerah yang SDAnya sangat kurang dan Provinsi yang sangat tertinggal dibanding dengan Provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.

Realitas Bengkulu setelah 4 dasawarsa, membawa kita sampai pada satu kesimpulan, bahwa sesungguhnya kenyataan tersebut adalah merupakan “tantangan” sekaligus “peluang”, yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran berharga untuk melakukan pembenahan mendasar 5 (lima) tahun ke depan.

TANTANGAN
Dari analisis yang kita lakukan terhadap perkembangan Bengkulu pada usia yang ke 4 Dasawarsa ini, penyebab utama ketertinggalan dan keterbelakangan Provinsi Bengkulu, antara lain adalah:
• Eksistensi Bengkulu sebagai Provinsi nomor 2 termuda di zaman Orde Baru, hampir tidak dapat perhatian penuh oleh Pemerintah Pusat sebagai Central Pemerintahan saat itu. Pemerintah Pusat lebih perhatian pada Provinsi yang sedang ada konflik seperti Timor Timor.
• Kepemimpinan Provinsi Bengkulu di masa Orde Baru selalu Kepala Daerah titipan Pemerintah Pusat, tidak jarang Gubernur dan Bupati/Walikota titipan yang bukan Putra Daerah asli Bengkulu. Sehingga rasa peduli dan naluri ingin membangunya sangat rendah.
• Bengkulu dalam sejarah dianggap sebagai daerah pelarian tokoh-tokoh PKI/Komunis, yang merupakan musuh besar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga image ini membuat perhatian Pemerintah Pusat sangat kurang karena hal ini dianggap Bengkulu adalah sarang Komunis.
• Letak geografis Provinsi Bengkulu sebagai salah satu Provinsi yang ada di Pulau Sumatera, dan tidak menjadi daerah yang dilintasi Jalan Lintas Sumatera yang menjadi penghubung antar Provinsi dengan jalur bebas hambatan. Sehingga membuat Bengkulu tidak dilewati banyak orang yang menggunakan Jalan Lintas Sumatera tersebut.
• Sumber Daya Manusia yang lemah karena kurang perhatian dan fasilitas dari Pemerintah Pusat, membuat gairah dan semangat anak-anak Bengkulu menjadi rendah untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
• Figur kepemimpinan yang lemah dan tidak kuat selama ini membuat Bengkulu adalah daerah yang berpangku tangan dan penadah tangan terhadap perhatian Pemerintah Pusat, Gubernur dan Bupati/Walikota hanya mengharap pemberian dan bantuan dari pemerintah pusat tanpa ada usaha untuk menggali potensi yang ada di Bumi Bengkulu. Sehingga tidak ada kemandirian Bengkulu sebagai daerah yang ingin maju.
• Adanya Ketidak-konsistenan dalam sikap dan prilaku elite-elite politik daerah provinsi Bengkulu. Sehingga berakibat banyaknya individu atau sekelompok orang yang menguasai aset dan kekayaan di daerah Bengkulu. Mulai dari penguasaan lahan sampai dengan monopoli kekuasaan untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah daerah.
• Lemahnya Sumber Daya Manusia berakibat pada kurang kritisnya masyarakat terhadap kebijakan pemerintah daerah yang terkadang tidak populis dan ditambah sikap dan prilaku pemimpin yang tidak bertanggungjawab terhadap jabatan, dan bahkan tidak memberikan keteladanan yang baik. Sifat serakah, rakus, tamak dan memperkaya diri sendiri dan keluarganya.

Apa yang diuraikan di atas adalah beberapa hal yang menghantarkan kegagalan atau ketidak berhasilan Bengkulu mencapai target untuk menjadi Sebuah Provinsi yang unggul, maju dan terpandang di Negeri Indonesia. Kata kunci adalah “citra Bengkulu yang sangat buruk”. Inilah yang kita maksud sebagai tantangan, yang harus kita antisipasi dan kelola (Manager) secara baik dan benar.

PELUANG
Keberadaan Provinsi Bengkulu yang selama ini sangat kurang dapat perhatian dari banyak pihak, mulai dari Pemerintah Pusat dan Lembaga-lembaga Negara yang seharusnya memberikan perhatian kepada daerah-daerah yang dianggap kurang potensi kekayaannya. Dengan kondisi demikian haruslah dipandang sebagai peluang. Sebab sekalipun Bengkulu dengan segala kekurangan dan keterbatasannya itu, tapi perlu kita lihat semangat masyarakat Bengkulu untuk terus berbenah dan mencari eksistensinya selaku warga Negara yang baik dan dapat menjalankan segala kewajiban sebagai warga Negara itu menunjukan ada harapan besar bahwa Bengkulu dapat lebih baik, maju dan mensejajarkan diri dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Semangat dan sifat kerja keras serta saling gotong royang dalam banyak hal yang ditunjukan oleh masyarakat Bengkulu, adalah merupakan modal dasar utama dan sekaligus sebagai potensi peluang yang cukup besar, untuk mendongkrak keberhasilan pembangunan Provinsi Bengkulu yang akan datang, bilamana Bengkulu ini dikelola dengan baik dan benar serta dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai kecakapan managerial dan kredibilitas yang relatif tidak tercela.

JAWABAN UNTUK MASA DEPAN BENGKULU

Becermin pada uraian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa kata kunci untuk membangun dan mensejahterahkan Masyarakat Bengkulu ini terletak pada kemampuan segenap masyarakat Bengkulu yang ingin benar-benar bercita-cita membangun Bengkulu yang lebih maju, unggul dan terpandang serta sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Dengan jalan mempercayakan kepada pemimpin Bengkulu ke depan yang mampu memulihkan dan membangun citra yang baik bagi Bengkulu di mata masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat Indonesia khususnya.

Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati. Generasi Bumi Rafflesia SUMUT dan NAD, merasa terpanggil serta mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk bersama-sama merapatkan barisan, meluruskan shaf, membuhul kebersamaan dan mengambil tanggung jawab sejarah untuk kemajuan dan kemakmuran Provinsi Bengkulu dengan thema ; ”BERSAMA BANGUN CITRA, untuk Bengkulu Yang BERMARTABAT”.

Dan bila mana langkah ini diberi amanah dan kepercayaan untuk menjadi managerial Provinsi Bengkulu, komitmen adalah menegakkan dan melaksanakan semaksimal mungkin, apa yang digariskan didalam UUD 1945, Undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku serta semua kehendak hati masyarakat Bengkulu secara konsisten, dengan titik tekan dan orientasi kepemimpinan untuk membangun citra Bengkulu di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sebagai berikut :

1. Bangun Kepemimpinan (Struktur Pemerintahan Yang Meritokratis);
Artinya bahwa kita memandang, untuk membangun Bengkulu harus diawali dengan menyusun Struktur Pemerintahan pada semua jenjang pemerintahan, utamanya jajaran Pemprov Bengkulu, yang solid dan meritokratis (berorientasi kerja). Disamping itu kita juga harus selekstif dengan menempatkan orang-orang yang mempunyai kredibilitas tidak tercela. Tentunya hal ini akan dapat diwujudkan dengan melakukan proses rekruetmen yang selekstif dengan berpegang pada prisnsip kebersamaan-kaderisasi-profesionalitas-pluralitas;
• Kebersamaan (untuk menjamin persatuan dan keutuhan Bengkulu ke depan serta untuk menimalkan potensi konflik yang berkepanjangan. Kita akan mengakomodir secara proporsional seluruh kekuatan yang turut mentemarakkan pesta demokrasi di Bengkulu. Hemat kami Bengkulu ini akan besar jika kita bisa memelihara dan memaksimalkan semua potensi yang ada).
• Kaderisasi (untuk menjamin kesinambungan karir bagi pegawai-pegawai yang menapak dari bawah, untuk memperkecil kemungkinan adanya orang-orang potensial dilingkungan Pemerintahan Provinsi yang tidak terakomodir dengan baik).
• Profesionalitas (dalam menyususn Struktur Pemerintahan Bengkulu, faktor profesionallitas dan pertimbangan perluasan pembangunan, akan benar-benar kita perhatikan untuk merekrut dan menempatkan pada jabatan tertentu sesuai dengan talentanya masing-masing).
• Pluralitas (Bengkulu adalah daerah yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam dan bersuku melayu tetapi sangat terbuka bagi pemeluk agama lain juga suku yang lainnya. Untuk itu proses rekrutmen dalam menyusun Struktur Pemerintahan, juga harus benar-benar mempertimbangkan secara benar tentang aspek keterwakilan dan pluralitas dukungan masyarakat Bengkulu secara menyeluruh).

2. Bangun Daerah (Percepatan Pembangunan Daerah);
Artinya kita akan memprioritaskan percepatan proses pembangunan Bengkulu sampai ke jenjang paling bawah (dusun). Sebab bilamana hal ini tidak dapat diwujudkan, maka pertumbuhan masyarakat dan ekonomi masyarakat tidak akan berjalan dengan baik bahkan dipastikan akan mengalami kemandekan. Hemat kita dalam anggaran belanja daerah tahun pertama dan kedua, pembangunan pada tingkat jenjang paling bawah sudah dapat terasa dan lebih baik.

3. Bangun Ekonomi Daerah (Program Yang Berorientasi Ekonomi Kerakyatan);
Kita harus mampu menterjemahkan program pembangunan ekonomi Bengkulu, harus benar-benar realistik, berorientasi kerakyatan dan diketahui/dirasakan secra langsung manfaat/hasilnya oleh masyarakat Bengkulu. Sebab jika tidak demikian, Bengkulu ini akan semakin kehilangan jati dirinya dan semakin tertinggal dengan dengan daerah-daerah di Indonesia.