SAATNYA MASYARAKAT BENGKULU GUNAKAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS

on Rabu, 03 Februari 2010









Biogas atau sering pula disebut gas bio yang merupakan gas yang terkandung jika bahan-bahan organik, seperti kotoran ternak, kotoran manusia atau sampah. Bahan ini biasanya direndam dalam air dan disimpan dalam tempat tertutup atau Anaerob (tanpa oksigen dari udara).
Biogas merupakan campuran yang dihasilkan oleh bakteri Metanogqenik, yang dapat terurai secara alami dalam kondisi Anaerob.
Proses biogas dapat terjadi pada kondisi alami. Namun untuk mempercepat dan menampung gas itu diperlukan alat yang memenuhi syarat. Jika kotoran ternak yang telah dicampur air atau isian (slurry) dimasukkan ke dalam alat pembuat biogas dan akan terjadi proses pembusukan dengan dua tahap yakni, proses aerobik dan proses anaerobik.
Diuraikan lagi, bahwa proses yang pertama diperlukan oksigen, dan hasil prosesnya adalah karbondioksida (CO2). Dan proses ini berakhir setelah oksigen di dalam alat habis. Selanjutnya proses pembusukan berlanjut dengan tahap kedua (proses anaerobik) dan pada proses ini menghasilkan biogas. Dengan demikian untuk menjamin terjadinya biogas, alat harus tertutup rapat agar tidak berhubungan dengan udara luar supaya kondisi hampa udara.
Dengan itu, biogas yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas Methan (CH) dalam persentase yang cukup tinggi. Adapun komponen biogas yang selengkapnya berupa, Methan (CH) dengan jumlah 50-70 persen, Karbon dioksida (CO2) dengan jumlah 27-45 persen, Nitrogen (N) dengan jumlah 0,5-3 persen, Karbon Monoksida (CO) dengan jumlah 0,1 persen, Oksigen (O2) dengan jumlah 0,1 persen dan Hidrogen Sulfida (H2S) hanya sedikit.
Walaupun proses kimia terbentuknya gas cukup rumit, tetapi cara menghasilkannya tidak sulit seperti proses pembentukannya. Dengan teknologi yang cukup sederhana ini sangat tepat dikembangkan di pedesaan karena selain teknologinya mudah dan bahan bakunya cukup tersedia. Teknologi ini sangat cocok dikembangkan di daerah pedesaan yang banyak peternakan karena berpotensi sebagai penghasil kotoran ternak.
Keuntungan yang diperolah dari penggunaan kotoran ternak sebagai penghasil biogas yakni, dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan minyak yang jumlahnya terbatas dan harganya cukup mahal. Selain itu, masyarakat yang bermukim pada posisi di sekitar hutan dapat mengurangi penebangan kayu sebagai bahan bakar, diharapkan dapat mengurangi penebangan hutan sehingga kelestarian hutan lebih terjaga.
Lebih lanjut lagi dikatakan, teknologi itu dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena kotorang yang semula hanya mencemari lingkungan digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat. Dengan demikian kebersihan lingkungan dapat terjaga. Selain menghasilkan energi, buangan (sludge) dari alat penghasil biogas itu juga dapat digunakan sebagai pupuk yang baik.
Sebelum merencanakan untuk membuat alat penghasil biogas, diperlukan ketersediaan kotoran ternak dan suhu udara yang sesuai. Di daerah yang banyak peternakan diperlukan seperti kotoran sapi sebanyak 200 kg atau sekitar 8 ember berukuran 22 liter untuk pengisian awal. Setelah sebulan, kemudian gas pertama dihasilkan dibutuhkan kotoran ternak perharinya 15 kg.