FIKRI SENADA : BUBUR AYAM CAMPUR

on Senin, 11 Maret 2019

siang ini,
Edisi Bubur Ayam Campur..

Bubur ayam campur adalah tingkat tertinggi dalam filsafat. Bahkan sudah menyentuh ranah Ma'rifat. Ibarat Negara, bubur ayam campur adalah ketika Negara hadir ditengah rakyatnya...

Bercampur baur, saling merasakan satu sama lain, saling berinteraksi tanpa ada batas. Seperti kita yang sedang berdoa dan menghadirkan sosok "Allah Tuhan Yang Kuasa" di hadapan kita. Kita merasa tengah berdialog dengan Allah SWT. Ya, tanpa ada batas. Kita tidak lagi terbelenggu dalam rutinitas nir rasa...

Bubur ayam campur mencerminkan bagaimana manusia merasa dimanusiakan. Hadirnya Negara di tengah rakyatnya membuat rakyat merasa di ayomi, ada penguat. Tidak penting Presiden tidur di tenda asal bisa merasa jadi rakyat. Satu hal: Rasa..

Untuk bisa membaur dan merasa, kita perlu melepas segala atribut kepantasan, pangkat, jabatan, kekayaan dan gengsi. Asal bukan celana dan sarung...

Untuk itu diperlukan kenekatan berekspresi, ke-luarbiasaan kita dalam bertindak. Kemauan kita untuk melihat kedalam, tanpa hierarki...

Sehingga penikmat bubur ayam campur adalah manusia dengan keleluasaan berpikir dan bekerja, cuek, spontan sekaligus tegas. Karena bagi mereka, rasa adalah segalanya...

Mu luak itu mela adiak sanak kudang kantin 6ang jauh atau dekat, kitau makan siang dengan Bubur Ayam Campur, SALAM KOMPAK JEMAU KITAU..!!
(Mr. F)


0 komentar:

Posting Komentar