Restu Ibu..

on Sabtu, 19 Januari 2013

Apa sih yang mesti aku lakukan dari niat mau ikut pilkada kali ini, yang oleh banyak orang disebut sebagai “MUSTAHIL AKU BISA” ?. karena aku bukan siapa-siapa untuk melawan para penguasa hari ini di dusun lamanku, ibarat "SEMUT v.s. GAJAH"
mungkin ini aku coba uraikan :
  1. Koalisai partai-partai besar pasca Pengumuman KPU bahwa Partai Peserta Pemilu 2014 hanya ada 10 Partai Politik. Hampir ke 10 parpol tersebut adalah partai penguasa negeri ini. Tentunya aku harus mengeluarkan banyak UANG/COSH POLITIC untuk membeli partai politik sebagai sampai aku menuju pendaftaran kandidat calon di KPU Bengkulu Selatan. wauuuu....mengerikan sekali!!. 
  2. Aku harus melakukan terobosan baru, untuk menjual siapa aku dan siapa keluarga besarku, dan siapa sahabat-sahabatku. Aku harus menciptakan “Brand yang Unik” yang mampu menarik simpati massa dengan baju “KHAS YANG AKU PUNYA”. Dalam berita media cetak maupun televisi, simpatisaku dengan “bangga” dan tanpa takut datang ke KERUMAH PEMENANGANKU memakai baju khas yang aku punya, kami serentak menuju lumbung-lumbung suara, dan membentuk banyak kelompok-kelompok jaringan pendukungku, dan kami kompak yang secara tidak langsung telah menciptakan “Identitas yang kuat” 
  3. Isu perubahan (Change) menjadi senjata yang ampuh sekali untuk menarik simpati massa paling tindak untuk lima tahun mendatang. Dan ini terbukti dengan suksesnya JOKOWI-A HOK untuk DKI.
  4. Pencitraan figur DIRIKU yang “ Low Profile” dan merakyat yang akan membuat massa jatuh hati dan ini lebih disukai ketimbang pencitraan yang birokratis dan elitis. Dan aku yakin itu...!
  5. Restu ibu !

Dari 5 poin diatas, kami merumuskan menjadi 2 (dua) kelompok besar analisa pendekatan sebagai berikut :
  1. Pendekatan Sosio-Humanisme, yang  diwakili poin 1 – 4. Poin-poin ini adalah manifestasi nilai-nilai Sosiologi Humanisme yang meitikberatkan pada hubungan antar manusia. Ada upaya dan usaha manusia yang menyangkut sesamanya. (MEYAKINKAN LEBIH BANYAK ADIAK SANAK SETIAP HARINYA".
  2. Pendekatan Kerohanian, yang diwakili poin e yakni Restu Ibu. (memohon restu mak)

Semestinya aku harus menyadari bahwa usaha apapun yang aku lakukan “HARUSNYA TIDAK MENINGGALKAN TUHAN” baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Melibatkan Tuhan dalam segala urusan berarti membangun komunikasi hakiki dengan Sang Pencipta yang memberikan dasar kenyakinan bahwa Tidak ada satupun hasil tanpa Ijin dan Kehendak-Nya.
Banyak literatur memberikan gambaran perumpaan bahwa wakil Tuhan di dunia ini adalah “Ibu/Mak”. Itulah kenapa dalam terminologi kerohanian ( Islam –misalnya ) memberikan pencitraan bahwa “Restu Tuhan ada dibawah telapak kaki ibu/mak”. Kenapa demikian, silahkan mencari literatur yang menjelaskan tentang hal ini. Bila saya dan anda memiliki kenyakinan tentang hal ini, maka bersiaplah bahwa do’a dan restu ibu/mak akan membukakan pintu kemudahan dan kesuksesan bagi aku. 
Menarik sekali jika aku sebelum memutuskan untuk maju pilkada, AKU memeluk dan meminta restu Ibuku/Mak Kami. Dan saatnya aku akan  melihatkah betapa Indahnya dan menggugah hati kita semua bahwa mungkin selama ini kita melupakan hal kecil ini. Lihatlah betapa besar manfaat dan hasilnya.
Apa yang akan aku lakukan DALAM MEMINTA RESTU IBU/MAK, aku yakin, saatnya nanti walau tidak untuk konsumsi media dengan harapan aku adalah orang yang taat kepada ibu/mak, akan tetapi benar-benar menjadi kekuatan spiritual dalam pemilihan Pilkada tahun yang akan aku coba ikuti dan menyadarai betul bahwa restu Ibu akan menjadi rel perjalanku untuk memenangkannya. InsyaAllah dan aku bismillah-kan...!!
Beruntungkah bagi aku yang masih mempunyai ibu sehingga setiap pagi bisa bersalaman, memeluk dan mencium tangan ibu sambil meminta restu atas keberhasilan usaha disetiap harinya. 
 
dan aku tidak mau menjadi anak yang rugi seumur hidupnya, karena sering melupakan RESTU IBU/MAK dan dengan keyakinan penuh aku tidak akan  menyia-nyiakan ibu/mak, apalagi berani bertindak dengan kata-kata yang kasar, keras dan melukai.
Guys,
Kita ada saat ini karena adanya ibu kita ! Lupakah dirimu ?

0 komentar:

Posting Komentar