Kunjungan Obama ; OBAMA dan PANCASILA

on Minggu, 14 November 2010


KUNJUNGAN Presiden Obama ke Indonesia memberikan sesuatu yang berbeda untuk dipelajari oleh rakyat Indonesia terutama sekali para petinggi negara dan mahasiswa Indonesia. "Roh dari Pancasila itu mudah diresapi bagi orang-orang yang menghayatinya"



Begitu seorang Barack Hussein Obama, seorang nonmuslim dan seorang pemimpin negara adidaya. masih bisa mengenangkan tempat di mana ia pernah dibesarkan, di sekolahkan dan diajar tentang Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Masih teringat akan makanan dan budaya Indonesia.



Mengapa bangsa Indonesia yang bertumpah darah di Indonesia tidak mau mengatasi jiwa mereka sendiri. Bhineka tunggal ika, bukan hanya semboyan semata-mata, tapi ia mempunyai roh penyatuan seluruh bangsa Indonesia.



Mengapa kerakusan dan penindasan terus terjadi dari yang kuat kepada yang lemah, bencana alam yang terjadi sudah menunjukan kelemahan sesuatu bangsa, jangan terus arogan tamak dan haloba dengan dunia Indonesia sebuah negara yang kaya.



Berbagai hasil dari buminya jika diurus dengan baik, saya yakin takkan ada rakyat Indonesia yang tersisih dan miskin. Berpeganglah benar-benar pada Pancasila. Karena Pancasila mempunyai roh yang kuat untuk siapa saja yang pernah tinggal di Indonesia.



Jangan mentang-mentang mempunyai kuasa kalian boleh bikin apa saja. Tiada kuasa yang lebih berkuasa melainkan kuasa Allah Tuhan semesta alam.



Berhentilah daripada demontrasi takkan mendatangkan manfaat untuk Indonesia malah memburukan negara dan bangsa dari pandangan dunia.



Sadar diri sendiri wahai petinggi-petinggi negara, jangan sampai kalian harus disadarkan dengan demo-demo dari aktivis dan mahasiswa lantaran kekecewaan mereka.



Bangkitlah dari tidurmu, hilangkanlah mimpi-mimpimu kerakusan. Bantulah semua rakyatmu dengan memanfaatkan hasil dari galian negara, bukan terus memeras mereka..



Tanamkanlah semangat Pancasila sebagaimana Obama masih ingat BhinekaTunggal Ika dan Pancasila. (editor widodo)

0 komentar:

Posting Komentar