Diposting oleh
Fikri Senada M, ST
on
Jumat, 02 Agustus 2013
catatan kecilku,
"KETIKA PERANTAU PULANG"
Sebentar lagi arus mudik tiba. Hiruk-pikuk di jalan raya akan menghiasi
media. Masyarakat bergembira menyambut Idul Fitri. Sudah jadi tradisi,
tiap Lebaran, perantau pasti mudik. Tidak terkecuali di Provinsi
Bengkulu terkhusus Bengkulu Selatan, kalau di Sumatera Barat mereka
menyebutnya "PULANG BASAMO" tapi kalau boleh kami di Bumi Sekundang
ingin menyebutnya "BALIAK BETUNGGAL". dan bagi kami mudik menjadi ritual
tersendiri mengikuti hari yang suci.
Di Sumatera Barat
Perantau "PULANG BASAMO" merupakan modal bagi pembangunan nagari, dan
sudah mulai dilirik dan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah disana.
Bagi kami para perantau seharusnya Potensi itu harus dimanfaatkan.
Selama ini, tak terbilang kontribusi yang diberikan perantau terhadap
kampung halaman. Entah itu berupa aliran dana bagi pembangunan, maupun
pemberdayaan ekonomi.
Namun, selama ini perantau tersebut
bergerak secara individual. Mereka yang mapan di perantauan, lalu
mengirim uang ke kampung. Bahkan, berkirim dana untuk membayar zakat.
Harusnya, pemerintah daerah menggarap perantau secara keseluruhan dan
dijadikan sebagai bagian dari pembangunan daerah. Perantau merupakan
potensi besar untuk penanggulangan kemiskinan.
Kita berharap,
perantau memang serius MEMBANGUN KAMPUNG HALAMAN dan SAYANGI TANAH
KELAHIRAN. Bukan sekadar bagi-bagi uang yang diharapkan. Tapi, bagaimana
potensi modal yang demikian besar, dipakai untuk membuat lapangan
pekerjaan atau industri kreatif yang bisa menampung pengangguran. Inilah
yang terlupakan selama ini...
Bagi-bagi uang tak ada salahnya.
Berbagi juga merupakan keharusan. Namun, jika hanya sekadar berbagi
rezeki sekali setahun, jelas tak akan terasa dampak ekonominya dalam
jangka panjang.
Solusi kongkrit yang bisa ditempuh, bila ada suatu
kaum yang berhasil di perantauan, maka dia bisa memberdayakan banyak
orang di kampung halaman dengan pemberian modal kerja atau pemberdayaan
kelompok pemuda usia produktif.
Pemerintah daerah mestinya
menjadi fasilitator. Inventarisir perantau yang punya kemampuan lebih,
tawarkan kepada mereka peluang yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Jadi, perantau seriuslah berbuat sesuatu untuk kampung halaman dusun
laman tercinta.
Kita tak menginginkan perantau mudik, lalu
mencari-cari kesalahan di kampung halaman. Kita juga tak ingin perantau
yang sekadar bergaya dengan pamer keberhasilan. Masyarakat kini
memerlukan perantau yang berbuat nyata. Berbuat untuk kepentingan jangka
panjang yang hasilnya dipetik banyak orang.
"BERBUAT UNTUK SESAMA dan SAYANGI TANAH KELAHIRAN"
Wahai Adiak Sanakku Para Perantau, SELAMAT DATANG DI TANAH
KELAHIRAN..!! Banyak persoalan di Provinsi Bengkulu terutama Bumi
Sekundang yang perlu dituntaskan.
Satu hal yang penting, perantau
perlu memberikan keyakinan kepada masyarakat di kampung halaman, betapa
pentingnya kepercayaan dan perlu kebersamaan dalam membangun Dusun Laman
Tercinta..!!
"SALAM KOMPAK, SATU TUJUAN" menuju dusun laman BERCAHAYA..!!
(by. FIKRI SENADA M)